KedaiPena.com – Pengamat Politik Universitas Sumatera Utara (USU), Fernanda Putra Adela mengatakan, kekuatan uang masih menjadi ‘senjata’ ampuh untuk merebut hati konstituen di Pilkada serentak 2017 mendatang.
“Saya masih memandang faktor uang tetap menjadi ‘senjata ampuh’ dalam kontestasi Pilkada,†kata Fernanda saat dihubungi KedaiPena.Com, Rabu (9/11).
Fernanda mengingatkan bahwa segmentasi pemilih dalam Pilkada memang berbeda, dimana terdapat masyarakat melek politik yang menilai bahwa kompetensi calon sebagai sebuah kecenderungan dan tidak akan terpengaruh kepada uang.
Namun ia menyebut, bahwa jumlah masyarakat di segmen ini berada dalam jumlah yang kecil, dibanding masyarakat yang beranggapan bahwa Pilkada hanyalah sebatas kontestasi elit politik dan merasa tidak memiliki kepentingan atas keterpilihan kandidat untuk perbaikan kerja-kerja Pemerintah yang berorientasi pelayanan.
“Makanya masyarakat di level ini yang jumlahnya saya fikir lebih besar, hanya melihat Pilkada sebagai ruang transaksi suara yang dihargai antara masyarakat dan calon yang membutuhkan suara,†tuturnya.
Kendati transaksi uang masih menjadi faktor paling mempengaruhi, Fernanda mengaku bahwa ekspektasi terhadap berjalannya kontrol publik paska terpilihnya kepala daerah masih tetap dimungkinkan terjadi.
Masyarakat, lanjut dosen Sosial dan Politik ini harus menjadi elemen penekan, agar kepala daerah yang terpilih tetap dapat bekerja secara serius menjawab tuntutan masyarakat akan pembangunan.
“Memang konsekwensi Pilkada yang berbiaya tinggi bagi kandidat, itu membuat pesimis terhadap good will pemimpin, maka masyarakat juga harus bisa mejadi kelompok penekan yang efektif agar optimisme muncul,†katanya.
Laporan: Dom