IBU Ida dan 11 temannya beberapa minggu lalu tour ke desa Sukasari di Kabupaten Bandung. Tour bukan sembarang tour. Bu Ida menutupi tubuh peserta tour dengan banner Prabowo. Dia juga membawa toa.
Di sepanjang perjalanan Bu Ida dkk menyapa masyarakat dengan ramah. Memperkenalkan program-program Prabowo yakni menurunkan tarif listrik, menurunkan harga daging, melarang TKA bersaing dengan tenaga kerja indonesia, menghapuskan outsourcing.
Sukasari itu desa yang jauh. Di pinggiran kabupaten Bandung. Desa ini dikenal sebagai kandang banteng. Reaksi pertama mereka terkejut sudah tentu. Tetapi dengan sentuhan perempuan dan keramahan khas emak-emak mereka takluk juga. Ibu jari dan telunjuk mereka akhir mekar. Prabowo menang! Prabowo menang!
Perjalanan yang menyenangkan. Bermotor sembari menikmati pemandangan desa. Berseru dan bernyanyi lewat toa. Saling bertukar simbol jari Prabowo dengan petani yang sedang mencangkul di sawah. Bercakap-cakap dengan penduduk di setiap perhentian. Sambil berbagi pin, spanduk, kaos, apa saja gimmick yang ada.
Uh, indahnya.
Beberapa pesan whatsapp masuk, “Uh, hebat timnya Mas. Bergerak sampai ke desa yang jauh. Militan! Prabowo-Sandi menang!
Haha, itu pesan dari teman sesama kita. Kesan itu saya kira tidak jauh dari apa yang diterima oleh rakyat biasa yang terpapar aksi militan itu.
Rakyat terbuka kepada sebuah cakrawala, relawan Prabowo-Sandi adalah relawan yang militan, ramah menyenangkan, cinta damai. Kesan ini semoga menjelma menjadi suara di 17 April 2019. Amin YRA.
Oleh Radhar Tribaskoro, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Jawa Barat