KedaiPena.Com – Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Reza mengaku optimis, ekonomi Indonesia akan kembali pulih sekalipun saat ini masih masuk dalam jurang resesi di kuartal I tahun 2021 ini dengan angka pertumbuhan -0, 7persen.
“Saya menyambut positif sebenarnya pertumbuhan ekonomi kita dari minus sekian (-5,3 persen) menjadi -0,7 persen itu sebagai upaya pemerintah yang sangat serius menangani pemulihan ekonomi dan Covid-19. Tapi masih sangat terbatas,” kata Faisol sapaanya kepada wartawan, Jumat, (7/5/2021).
Faisol mengakui, dalam proses pemulihan ekonomi ini pemerintah
sendiri cukup kusulitan. Misalnya, di sektor investasi ya akhirnya pemerintah harus merubah nomenklatur membuat kementerian investasi sendirinya.
“Ini merupakan bukti bahwa ada kesulitan teknis yang dirasakan oleh pemerintah,” papar Faisol.
Tidak hanya itu, Faisol menambahkan, belanja pemerintah selama ini juga belum optimal. Hal ini, lantaran belanja pemerintah yang paling kelihatan hanya pemerintah daerah.
“Namun, sampai saat ini masih terdapat hambatan. Saya rasa pemerintah harus melakukan evaluasi yang utama dari itu semua mekanisme belanja pemerintah daerah saat covid-19 ini, ini seperti kondisi yang normal kalau situasi normal misalnya melalui proses evaluasi badan pemeriksa keuangan daerah kalau semua nya harus melalui proses seperti itu maka sulit dilakukan relasasi secepat munngkin,” papar Faisol.
Kedua, tegas Faisol, proses pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang saat ini yang dilakukan secara normal. Padahal situasi sedang darurat dan membuat pemerintah daerah juga khawatir melakukqn pertanggungjawaban melalui pemeriksaan BPK.
“Yang begitu rumit dan di buat standar situasi normal, tentu akan menyulitkan pemerintah daerah melakukan belanja,” ungkap Faisol.
Wasekjen PKB ini juga mengatakan, jika belanja pada saat awal Covid-19 seperti APD dan alat kesehatan lain itu diacu kan standar normal. Padahal, kalau standar normal pemerintah sendiri akan kesulitan.
“Misalnya harga APD yang sulit kita dapatkan itu harganya melambung, harga masker juga melambung. Ya kalau semuanya diacu kan ke harga normal ya kenapa tidak pilih yang murah begini segala macam dengan harga pasar setelah itu ya menurut saya pemerintah daerah merasakan takut membelanjakan itu semua,” tutur Faisol.
Sedangkan untuk sektor transportasi dan pergudangan yang menjadi faktor yang menjadi sumber terkontraksi, Faisol mengungkapkan, pemerintah harus membuat dan sistem di kedua bidang tersebut maksimal.
“Sektor transportasi seperti kita tahu yang terpukul karena Covid-19 ini. Transportasi secara umum baik itu untuk kegiatan bisnis yang dilakukan masyarakat maupun wisata yang kita tahu itu turun luar biasa menukik itu malah di bawah angka 80 persen penurunannya. Itu yang terjadi dan itu menyebabkan sektor itu terpuruk betul, pergudangan juga sama transaksi bisnis yang terjadi saat ini terutama terkait dengan sektor-sektor tertentu saja,” tandas Faisol.
Laporan: Muhammad Hafidh