KedaiPena.com – Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat lokal dan pelaku industri dinyatakan sebagai faktor penentu dalam capaian penjagaan dan perbaikan lingkungan.
Sesditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Tulus Laksono menyampaikan kolaborasi antara pemerintah, swasta dan masyarakat menjadi penentu dalam mencapai keberhasilan penjagaan lingkungan.
“Pemerintah sudah berupaya optimal menyediakan fasilitas dan juga mendorong terbentuknya komunitas maupun mendorong kolaborasi pelaku usaha dan masyarakat untuk memastikan lingkungan dapat terjaga. Baik pencegahan hingga revitalisasi,” kata Tulus saat dihubungi, Selasa (31/5/2022).
Contohnya, KLHK menyediakan fasilitas bibit gratis yang dapat dimanfaatkan masyarakat maupun pihak swasta untuk melakukan penghijauan.
“Tinggal masyarakat atau pihak swasta untuk berkomitmen untuk peduli pada lingkungan, sampah dan merawat fasilitas yang diberikan pemerintah. Misalnya, kalau ada program penanaman, ya masyarakat sekitar merawat sampai tanaman itu tumbuh besar,” ucapnya.
Termasuk juga dalam memberikan informasi pada titik-titik rawan bencana.
“Contohnya, komunitas peduli sungai, menginformasikan titik pinggir sungai yang rawan longsor. Seperti yang dilakukan oleh komunitas peduli Ciliwung, yang tak hanya membersihkan sungai Ciliwung. Mereka menginformasikan mana titik yang rawan ke instansi berwenang dan turut mengedukasi masyarakat untuk tidak membangun di area tersebut. Mereka juga mengupayakan program penanaman di daerah tersebut,” ucapnya lagi.
Keterlibatan masyarakat setempat, menurut Tulus, menjadi komponen penting keberhasilan penjagaan lingkungan.
“Karena mereka yang setiap hari disana. Mereka yang mengerti daerah tersebut. Jadi saat mereka melakukan penjagaan pada wilayah mereka, pemerintah turut andil dalam pemberian fasilitas atau penyokong kegiatan mereka,” kata Tulus.
Dan inisiatif masyarakat untuk menjaga lingkungannya akan menghasilkan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan jika dibentuk kelompok oleh pemerintah.
“Kelompok yang terbentuk oleh kesadaran masyarakat ini, biasanya tanpa anggaran pun bisa berhasil. Walaupun karena keterbatasan dana, kegiatan mereka kecil skupnya, tapi terasa besar karena dilakukan secara terus menerus,” ungkapnya.
Tulus menegaskan capaian penyelamatan lingkungan hanya bisa dilakukan dengan kolaborasi.
“Baik masyarakat, pihak industri dan pemerintah bisa selaras dalam menyelamatkan lingkungan. Misalnya begini, pemerintah tampil sebagai pendorong kegiatan komunitas, yang memiliki karakteristik dan agenda dan pihak swasta membantu dari segi anggaran. Kan kompak. Jangan hanya webinar saja terus tapi tidak ada tindakan nyata,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa