KedaiPena.Com – Desa Ranu Pani yang berada di kawasan Gunung Semeru merupakan desa terakhir sebelum pendaki melakukan penanjakan ke gunung tertinggi di Pulau Jawa ini.
Menjadi desa terakhir sebelum melakukan pendakian, tentunya membuat Ranu Pani menjadi tempat para pendaki untuk beristirahat baik sebelum mendaki maupun sesudah mendaki.
Hal itu yang dimanfaatkan oleh masyarakat lokal Ranu Pani untuk mencari nafkah. Dari berdagang hingga menawarkan jasa porter, tour guide dan jasa transportasi jadi pilihan masyarakat asli Ranu Pani untuk menyambung hidup setiap harinya.
Mistono ialah satu dari sekian warga Ranu Pani yang sehari-hari bekerja menawarkan jasa bagi wisatawan dan pendaki yang sedang berkunjung ke desa wisata tersebut. Setiap harinya Mistono bekerja sebagai tukang ojek.
“Ya bekerja sebagai tukang ojek dengan penghasilan rata-rata Rp50 ribu sampai Rp100 ribu setiap harinya. Kalau lagi ramai bisa sampai 150 ribu lebih,” ujar Mistono kepada KedaiPena.Com beberapa waktu lalu.
Mistono yang juga seorang porter ini mengungkapkan, bekerja sebagai tukang ojek di daerah dengan struktur tanah seperti Ranu Pani jauh lebih berbahaya ketimbang saat dirinya menjadi porter.
“Kalau soal resiko lebih bahaya ngojek. Karena kita kan membawa orang dan sering buru-buru jadi rawan jatuh. Kalau porter kan sudah biasa dengan medan di sini,” ujar Mistono.
Dengan hal tersebut, Mistono pun mengaku tertarik dengan program BPJS Ketenagakerjaan yang saat ini sudah menjamin pekerja-pekerja informal seperti dirinya. Sekalipun program tersebut belum masuk ke Ranu Pani.
Tapi Mistono mengatakan akan ikut program tersebut bila memang ada yang menawarkan program BPJS Ketenagakerjaan.
“Belum ada (BPJS Ketenagakerjaan) yang ke Ranu Pani. Tapi saya tertarik dan akan ikut,” demikian Mistono.
Laporan: Muhammad Hafidh