KedaiPena.com -Â Gubernur non aktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kembali membuat kontroversi. Dalam wawancaranya dengan ABC News, dia menyatakan bahwa pendemo 411 telah menerima uang atas gerakannya.
Direktur eksekutif Pusat Studi Sosial Politik (Puspol) Indonesia, Ubedilah Badrun pun mengungkapkan bahwa pernyataannya mantan Bupati Belitung tersebut mengisyaratkan tiga gaya komunikasi politiknya pasca ditetapkan sebagai tersangka.
Pertama, menurut dia, gaya komunikasi politik mantan politisi tiga partai tersebut bisa di definisikan sebagai komunikasi bertahan dan menyerang.
“Dari gaya tersebut Ahok terkesan ingin mempertahankan dirinya dan menyerang demonstran dengan menyebut demonstrasi dibayar Rp500.000,” jelas dia saat dihubungi KedaiPena.com, Sabtu (19/11).
Kedua, kata dia, gaya komunikasi mantan politisi tiga partai tersebut juga mencerminkan penggunaan tameng. Gaya ini terlihat bahwa Ahok menggunakan Jokowi sebagai tameng berlindung dari kata-katanya.
“Ketiga, gaya komunikasi ‘asbun’ (asal bunyi) untuk mencuri perhatian publik. Saya sebut ‘asbun’ karena Ahok melakukan generalisasi terhadap demonstran 4 november dibayar 500.000,” ungkap dia.
“Padahal terdapat demonstran 2 jutaan lebih. Jika dibayar 500.000 setiap orang itu angka yang mengejutkan dan sangat tidak mungkin,” pungkas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh