KedaiPena.Com – Beredar video dan disertai rekaman suara diduga suara Walikota Makassar, Danny Pomanto yang menuding mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, sebagai otak di balik penangkapan eks Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo atas kasus korupsi impor benih lobster. Video berdurasi 1 menit 58 detik itu menyebar luas di media sosial, Sabtu (5/12/2020)
Akademisi Universitas 17 Agustus Jakarta, Fernando Emas mengatakan, tentunya Danny Pomanto mengeluarkan pernyataan seperti itu berdasarkan sumber yang dimiliki.
“Setingkat Walikota (Makassar) tentunya dalam membuat suatu analisa tidak sembarangan. Sehingga perlu bagi Danny Pomanto untuk mengungkap data yang dimiliki berkaitan dengan pernyataannya apalagi saat ini sudah masuk ke ranah hukum,” kata Direktur Eksekutif Rumah Politik Indonesia ini.
Walaupun sebenarnya pembicaraan tersebut hanya pembicaraan terbatas dan bukan untuk konsumsi publik, sambung Fernando, namun saat ini menjadi komsumsi publik karena rekamannya sudah tersebar di masyarakat.
“Saya masih kurang yakin kalau tertangkapnya Edhy Prabowo karena ada permainan JK dengan KPK dalam hal ini Novel Baswedan. Saya yakin penangkapan Edhy Prabowo murni hasil kerja KPK apalagi dengan ditetapkannya kader PDIP yang menjadi Menteri Sosial (Julianri Batubara) menjadi tersangka,” lanjut dia.
Walaupun JK saat ini sering bermanuver namun, Fernando tidak yakin dia bersekongkol dengan KPK. Hubungan Jokowi dan Prabowo, dia yakin sampai saat ini masih baik-baik saja.
“Kalaupun Prabowo tidak lagi dalam pemerintahan, pasti karena kemauan Prabowo sendiri bukan karena keinginan Jokowi,” tandasnya.
Sementara itu, Jubir Jusuf Kalla, Husain Abdullah menyayangkan ucapan itu jika benar dilontarkan Danny Pomanto.
“Saya cuma mau bilang, salah apa Pak JK kepada Danny Pomanto, sehingga tega-teganya memfitnah seperti itu? Danny seperti tidak punya lagi sopan santun sedikit pun kepada sosok yang dihormati semua kalangan,” ujar Husain dalam keterangannya, Sabtu (5/12/2020).
Husain bahkan menyinggung soal falsafah orang Bugis-Makassar terkait adat dan istiadat dalam menghormati orang tua.
“Saya yakin kalau orang Bugis-Makassar tidak gampang mengumbar fitnah seperti itu, karena secara budaya dan agama tahu resikonya, bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan,” sambungnya.
Lebih lanjut, Husain menerangkan bahwa selama ini apalagi pasca tak lagi menjabat wakil presiden, JK lebih banyak sibuk dengan aktivitas sosial.
Sehingga, untuk urusan mengusik orang lain termasuk Danny Pomanto, menurutnya adalah sesuatu yang tidak masuk akal.
Atas kejadian ini Husain menegaskan, jika Danny Pomanto bakal berhadapan dengan hukum.
“Danny tentu akan berhadapan dengan hukum. Apalagi melibatkan KPK, sehingga KPK pun perlu mengklarifikasi dan membersihkan dirinya dari tuduhan Danny Pomanto,” tegasnya.
Bagi Husain, masalah yang dimunculkan Danny, menyangkut fitnah kepada JK dan juga sangat merendahkan KPK yang prestasinya menangkap Menteri KP.
“Danny telah mencederai kerja keras KPK. Yang tidak kalah bahayanya, Danny telah mengadu domba tokoh-tokoh nasional. Yang bisa berdampak buruk terhadap hubungan hubungan antar elite yang selama ini berjalan baik,” bebernya.
Ia pun meminta KPK memanggil Danny Pomanto untuk mengklarifikasi fitnahan tersebut.
Laporan: Muhammad Lutfi