Kedaipena.com – Walaupun PP 26/2023 menuai banyak protes dan kritik, diduga kebijakan ini akan terus dilaksanakan. Mengingat, negara yang mendapatkan keuntungan kebijakan ini adalah negara yang juga sedang ditawarkan untuk berpartisipasi dalam proyek besar, calon ibukota baru Indonesia, Nusantara.
Guru Besar Sosiologi Bencana, Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Prof Sulfikar Amir menyampaikan Singapura adalah negara kecil tapi memiliki pendapatan per kapita yang berlipat-lipat dibandingkan Indonesia, dengan warga negara asli sekitar 3 juta orang dan migrant workers sekitar 1,7 juta.
“Dengan kondisi negaranya, sejak tahun 1965 Singapura sudah memahami bahwa negaranya sangat rentan dicaplok oleh negara lain. Jika tidak bisa disebut paranoid. Sehingga mereka memutuskan untuk terus berkembang dan bertumbuh lebih tinggi dibandingkan negara lainnya, terutama negara tetangga,” kata Sulfikar dalam diskusi, Jumat (9/6/2023).
Ia menyatakan dengan keinginan untuk terus bertumbuh, tentunya Singapura membutuhkan banyak sumber daya, baik alam maupun manusia.
“Untuk bahan makanan saja, Singapura mengimpor 93 persen dari total kebutuhannya. Hanya satu yang sulit dilakukan oleh Singapura, yaitu terkait ruang. Pertumbuhan ekonomi pasti akan diikuti oleh pertumbuhan spasial,” ucapnya.
Sulfikar menyatakan untuk mengembangkan ruangnya, Singapura melakukan reklamasi selain melakukan pembangunan vertikal.
“Sebenarnya ini sudah dilakukan sejak zaman mereka di bawah Inggris tapi semakin masif sejak kemerdekaannya. Pada tahun 1960, luasnya 581.5 km persegi. Meningkat menjadi 725.7 km persegi pada tahun 2019 dan akan menjadi 766 km persegi pada tahun 2030,” ucapnya lagi seraya menunjukkan peta Singapura, dimana area yang berwarna putih adalah daerah original, merah muda adalah hasil reklamasi dan merah tua untuk yang akan dilakukan reklamasi oleh pemerintah Singapura.
Disampaikan pula, bahwa laporan United Nations Environment Programme (UNEP) pada tahun 2019 menyatakan impor pasir yang dilakukan oleh Singapura merupakan impor pasir terbesar selama 20 tahun, yaitu sekitar 517 juta ton, yang berasal dari negara-negara tetangganya.
“Saat Indonesia memutuskan menutup ekspor pasir laut, Singapura mencoba mencari sumber dari Kamboja, Vietnam, Malaysia, Myanmar dan China. Tapi beberapa negara lain pun menolak, karena adanya dampak lingkungan yang muncul paska dilakukannya ekspor pasir. Jadi Singapura hanya bergantung pada Myanmar,” kata Sulfikar lebih lanjut.
Dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, diketahui dari pernyataan PM Lee, bahwa pertemuan tersebut membahas tentang kota Nusantara yang green dan smart.
“Disebutkan di akhir pernyataannya, PM Lee akan mendorong pengusaha dan perusahaan Singapura untuk berpartisipasi dalam IKN. Dan dua bulan setelahnya, keluar lah PP terkait pasir ini,” urainya.
Sebelumnya pada Februari 2023, Presiden Joko Widodo mengeluarkan pernyataan terkait belum adanya investor skala besar yang masuk ke IKN.
“Saat itu, seperti biasanya, jika Pak Presiden panik maka ia akan menyuruh satu orang. Dan itu Luhut. Walaupun kita tidak tahu apa yang terjadi, beberapa hari lalu ada berita bahwa Luhut menerima penghargaan dari pemerintah Singapura atas jasa beliau membangun hubungan Indonesia dengan Singapura,” urainya lagi.
Dari fakta tentang Singapura yang sebelumnya sudah disampaikan, lanjut Sulfikar, bisa terlihat bahwa kebijakan yang baru-baru ini dikeluarkan pemerintah, menjawab kebutuhan yang paling penting dari Singapura.
“Yang perlu digarisbawahi dari kejadian ini, setelah adanya kemudahan atas kebutuhan mereka, apakah para pengusaha Singapura yang telah datang ke IKN itu melihat bahwa IKN cukup menarik untuk berinvestasi. Ada info yang menyatakan bahwa para pengusaha Singapura menilai IKN adalah investasi yang berisiko tinggi. Karena pemerintah hanya berkontribusi 20 persen dari total nilai pembangunan IKN, sesuai dengan ketentuan konstitusi. 80 persen itu bagi mereka risiko tinggi. Mereka baru mau masuk kalau 50 persen. Kalau pun rugi, ya ruginya sama,” kata Sulfikar lagi.
Disini lah ironisnya, ungkap Zulfikar. Karena Indonesia sudah membuka keran impor pasir dan pastinya Singapura akan secepatnya membeli pasir tersebut dalam jumlah banyak.
“Mereka paham, kebijakan ini bisa saja berubah. Ekspor pasir ditutup kembali. Tak perlu Anies yang jadi presiden. Prabowo pun akan bisa menutup lagi ekspor pasir tersebut,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa