KedaiPena.Com – Merosotnya nilai tukar rupiah hingga Rp14,767 pada Senin (3/9/2018) merupakan nilai terendah sejak diberlakukannya kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate.
Ini bertentangan dengan nilai deflasi 0,05 persen pada Agustus lalu, yang harusnya membawa sentimen positif pada pasar.
Pengamat Pasar Modal Lotus Sekuritas Krishna YJ melihat penurunan ini masih akan terus berlanjut. Karena belum ada data makro yang bisa menghentikan tren penurunan ini.
“Kalau hari ini kemungkinan, ada penguatan. Tapi untuk jangka menengah sepertinya masih akan terus melemah. Karena belum ada data makro yang bisa mencegah pelemahan ini,” kata Krishna saat dihubungi wartawan, Selasa (4/9/2018).
Krishna memprediksi pergerakan rupiah akan berkisar pada range Rp14,710 hingga Rp14,800.
“Pergerakan rupiah yang melemah akan mempengaruhi pergerakan IHSG. Jika melemah, artinya IHSG juga akan melemah. Range IHSG saya perkirakan di 5930-6000,” lanjutnya.
Secara data, rupiah mengalami pelemahan akibat memburuknya defisit neraca transaksi berjalan, yaitu dari 2,1 persen pada triwulan I menjadi 3 persen di triwulan II.
Pemerintah pun terlihat langsung mengambil tindakan dengan mengadakan pertemuan tertutup.
“Langkah-langkah pemerintah bersama otoritas moneter dan Otoritas Jasa Keuangan akan semakin disinergikan,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai pertemuan tertutup.
Sri menyampaikan bahwa pemerintah akan fokus mengurangi sentimen negatif transaksi berjalan dan neraca perdagangan yang defisit.
“Kami akan melihat komposisi komoditas yang selama ini diimpor tetapi nilai tambahnya ke perekonomian tidak banyak,” ucapnya.
Laporan: Ranny Supusepa