KedaiPena.Com – Serangkaian bencana yang menghantam beberapa daerah di Indonesia menyisakan trauma untuk para korban, baik trauma fisik maupun mental.
Kondisi trauma mentallah yang menjadi masalah terbesar bagi para korban. Rasa akan kehilangan materi dan rasa putus asa, mengenai apa yang akan dihadapi setelah keluar dari penampungan, menurut Tim Tanggap Bencana Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Emmy Hamidiyah menjadi pangkal dari tekanan mental yang dirasakan para korban.
“Rasa putus asa, tidak tahu harus melakukan apa setelah kejadian adalah dasar dari trauma mereka. Kondisi di penampungan yang serba seadanya juga mendorong berkembangnya trauma,” kata Emmy saat ditemui di Wisma Sirca Jakarta, ditulis Jumat (10/8/2018).
“Program trauma healing menjadi suatu keharusan pada korban bencana. Trauma healing itulah yang menjadi proses yang lama. Karena bentuknya adalah pendampingan. Memberikan rasa aman pada korban,” ujarnya.
Korban yang merasa tidak aman, akan merasa nyaman jika ada teman yang bukan sesama korban.
“Saat mereka butuh obat kita bisa membantu dengan mencarikan obat atau menemani mereka berobat. Juga kalau mereka butuh informasi,” papar Emmy lebih lanjut.
Trauma healing ini merupakan tindakan lanjutan dari kegiatan tanggap bencana. Untuk awal Emmy memaparkan bahwa Baznas menggelontorkan dana Rp1 miliar untuk proses recovery.
“Inti termasuk pendirian rumah sakit bagi para pengungsi dan pembiayaan awal bagi tim tanggap bencana. Selanjutnya akan ada dibangun rumah sementara atau runtara bagi para pengungsi,”ujar Emmy.
Kebutuhan pengungsi akan privacy juga menjadi target Baznas agar pemulihan bisa berjalan dengan maksimal.
Laporan:Â Ranny Supusepa