KedaiPena.com – Tragedi kekerasan pada bulan Mei 1998 adalah peristiwa kelam dalam sejarah bangsa Indonesia. Pada 12 sampai 15 Mei 1998, rentetan peristiwa kekerasan terjadi di berbagai wilayah Indonesia dan memiliki dampak luar biasa besar, baik dari eskalasi maupun jumlah korban.
18 tahun berlalu, pertanggungjawaban atas tragedi kelam tersebut belum juga terwujud. Ruyati Darwin dan Kusmayati, dua ibu yang anaknya menjadi korban tragedi 1998 menyampaikan keluh kesahnya kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidajat di Monumen Tragedi Mei 98 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Sabtu (14/5).
“18 tahun saya menunggu, tetapi keadilan tersebut belum juga tiba. Dan keadaan semakin diperparah dengan kondisi makam anak saya, Eten Karyana di pemakaman Penggilangan, Jakarta Barat yang hampir rata dengan tahah,” keluhnya.
Sementara itu, Kusmayati juga menyampaikan keluh kesah yang serupa. Ia menjelaskan bagaimana keadaaan yang menimpa jenazah anaknya di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
“Setiap tahun di TPU Pondok Kelapa Saya dikenakan pajak oleh pihak pemakaman. Dan saya mengharapkan agar Pemerintah bisa memberikan keringanan dengan tidak membayar pajak. Saya akan selalu menunggu keadilan yang dijanjikan oleh Pemerintah,” tutupnya.
(Rinto/Apit)