KedaiPena.Com – Tragedi banjir bandang di Air Terjun Dua Warna di Desa Durin Sirungu, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara, yang merenggut belasan korban jiwa, terus mendapat perhatian serius berbagai elemen masyarakat.
Kali ini dari kelompok Mahasiswa Pencinta Alam Sumatera Utara (Mapalasu) dengan menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumatera Utara, Kamis (26/5).
Massa datang dengan berjalan kaki dengan membawa keranda, spanduk dan bendera merah putih. Sejumlah tuntutan pun dilayangkan kepada Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, diantaranya pencopotan Kadis Kehutanan Halen Purba karena dinilai membiarkan kerusakan di hutan Sibolangit.
“Kami Mapalasu, meminta Gubernur agar segera mencopot Kadis Kehutanan, Halen Purba karena membiarkan hutan Sibolangit yang statusnya sebagai Hutan Konservasi di rambah dan di bekingi oleh pihak Camat dan kroni-kroninya,†tegas salah satu orator aksi Bobi dalam orasinya.
Ditambahkan Bobi, pencopotan juga diminta dilakukan terhadap Kadisbudpar Deli Serdang Faisal Arif Nasution, penindakan terhadap pelaku pengutipan liar retribusi masuk ke kawasan wisata Air Terjun Dua Warna atas nama Imanuel Sinuraya alias Nuel dan Herman Naibaho.
“Copot Kadisbudpar Deli Serdang karena membiarkan Nuel dan Herman melakukan kutipan liar di Sibolangit, padahal jelas-jelas tempat itu tidak ada izin dari Dinas terkait,†pungkas Bobi.
Koordinator Aksi, Irfan Munthe menambahkan, tragedi banjir bandang yang terjadi 15 Mei lalu, bukan pertama kali terjadi. Tercatat pada Bulan Februari tahun 2012, sebanyak 3 wisatawan tewas terseret air bah di Sungai Lau Mentar, Dusun Durin Sirugun, Kecamatan Sibolangit. Kejadian demi kejadian yang terjadi itu, lanjut Irfan mengindikasikan lemahnya pengawasan pemerintah.
“Peristiwa banjir bandang yang terjadi di kawasan konservasi Sibolangit pada 15 Mei lalu bukanlah yang pertama, hal itu menandakan pengawasan pemerintah terhadap kawasan tersebut sangat lemah,” ungkap Irfan Munthe.
Akibatnya, sambung Irfan, hutan konservasi yang seharusnya dikelola dan dijaga disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggungjawab. “Maka demi kelestarian lingkungan, kami minta pemerintah menutup lokasi tersebut dan mengembalikan fungsinya sebagai hutan konservasi,” tegasnya.
Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Bidang Pertanahan dan Aset, Robetson yang menemui pengunjukrasa mengatakan tuntutan tersebut akan ditindaklanjuti dan akan disampaikan kepada Gubernur Sumatera Utara.
“Aksi ini saya terima, dan apa yang menjadi tuntutan dari kawan-kawan Mapalasu, akan segera saya sampaikan ke atasan agar bisa ditindaklanjuti oleh beliau,†jawab Robertson.
Pantauan, selain menggelar orasi, massa menggelar aksi teatrikal yang menyimbolkan pengutipan liar yang dilakukan Nuel dan Herman di pintu masuk Air Terjun Dua Warna. Selain itu, juga aksi teatrikal maraknya perambahan hutan serta perbuatan ‘suap’ yang dilakukan Nuel terhadap Camat Sibolangit, Polsek Pancur Batu, serta Danramil Sibolangit. Aksi itu ditutup dengan teatrikal bencana banjir bandang yang terjadi di Air Terjun Dua Warna pada Minggu lalu (15/5).
(Iam/ Dom)