KedaiPena.Com – Even sport tourism Tour De Lombok Mandalika yang berakhir 16 April 2017 membawa banyak berkah bagi Nusa Tenggara Barat (NTB). Denyut ekonomi daerah yang selama ini berada di bawah bayang-bayang Bali itu berdetak sangat kencang. Utamanya maskapai, hotel dan rental mobil.
“Ini di luar ekspekstasi. Meski baru pertama digelar, semua penerbangan penuh. Hotel penuh. Rental mobil juga ikut panen raya,†tutur Gubernur Nusa Tenggara Barat, TGH.M.Zainul Majdi, ditulis Jum’at (21/4).
Yang membuat Majdi happy, detak kencang ekonomi NTB dipicu oleh kedatangan wisatawan mancanegara. Dari paparannya, sejak sebelum 13 April hingga 16 April 2017, NTB sangat ramai. Tua muda, wisnus-wisman, semuanya datang ke NTB. Semangatnya sama. Semua tak ingin ketinggalan menyaksikan Tour De Lombok Mandalika 2017.
“Baru pertama digelar saja sudah ada seratus lebih pebalap dari 19 negara seperti Spanyol, Kolombia, Malaysia, Australia, Filipina, Spanyol, Jepang, Italia dan lain-lain. Itu belum termasuk kru, tenaga medis, mekanik dan logistik yang ikut dibawa. Banyak keberkahan yang dibawa peserta Tour De Lombok Mandalika bagi kami,†katanya.
Diakuinya, tak mudah mengatur agenda ini. Selama perlombaan berlangsung, panitia Tour De Lombok Mandalika harus mengatur pemindahan, penginapan dan makanan untuk 300-500 orang yang mobile setiap hari! Itu belum termasuk ratusan kendaraan bermotor yang ikut dalam rombongan lomba.
Belum juga masyarakat yang menyemut di sepanjang jalur yang dilewati. Sangat ribet. Dan sangat melelahkan. Tapi, hal inilah yang justru memberi daya kejut ekonomi yang luar biasa bagi NTB. “Efek Tour De Lombok Mandalika tak ternilai bagi citra pariwisata NTB,†ucapnya.
Secara kasat mata, citra pariwisata NTB memang ikut terangkat. Maklum, lombanya melintasi spot-spot pariwisata keren di NTB. Dari mulai kota tua Ampenan, Taman Udayana, masjid Islamic Center NTB, semua dilewati. Hamparan pegunungan di Mandalika, Rinjani, pantai di Sengigi dan daerah perkotaan yang disulap menjadi lintasan balap juga ikut diterabas. Semua peserta, kru, hingga media, ikut mengarahkan pandangannya ke sana.
Menpar Arief Yahya pun ikut memberi apresiasi terhadap suksesnya penyelenggaraan sport tourism tadi. Bagi dia, tak hanya ekonomi yang ikut terangkat. “Commercial dan social value juga sukses. Setelah kembali ke negara masing-masing, para bikers ini akan menjadi duta-duta pariwisata yang akan mengenalkan NTB secara lebih luas,” kata mantan Dirut Telkom itu.
Itu belum termasuk media value yang besar. Maklum, sejak etape pertama Mataram – Pantai Kuta, Lombok Tengah, yang dilanjutkan etape kedua Pelabuhan Bangsal – Senaru, Gunung Rinjani, media-media nasional tak henti-hentinya memberitakan kehebohan agenda sport tourism ini.
Jepretan foto, video dan tulisan dari media nasional kembali berlanjut di etape ketiga Pantai Kuta, KEK Mandalika – Sembalun, Lombok Timur, hingga etape terakhir di dalam Kota Mataram.
“Sport tourism di Indonesia itu banyak seperti Tour de Singkarak (TdS), Tour de Banyuwangi Ijen, Tour de Bintan (TdB), Tour de Flores (TdF), maupun sebagai tuan rumah Asian Games yang akan berlangsung di Jakarta dan Palembang pada 2018 mendatang. Semua punya dampak langsung dan media value yang tinggi. Ini yang menjadi salah satu mengapa Kemenpar gencar mendorong kegiatan sport tourism internasional di Tanah Air,” tutupnya.
Laporan: Anggita Ramadoni