KedaiPena.com – Flores Timur menyambut gembira gelaran Tour de Flores 2016. Apalagi, mereka menjadi tuan rumah pembukaa‎n ajang bertaraf internasional yang baru kali pertama dilakukan di Indonesia bagian timur.
Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli beserta rombongan disambut meriah saat akan membuka resmi acara Tour de Flores. Masyarakat kembali berbondong-bondong ke kota. Kali ini lebih banyak dari malam Festival Budaya yang dihelat malam sebelumnya.
Jalan bagus, listrik yang terang, dan pasokan air bersih disajikan untuk menyambut para tamu dari 21 negara di acara pembukaan. Setidaknya, untuk sesaat masyarakat Flores Timur seperti tidak sedang dalam masalah.Â
‎
Namun sayang semua itu hanya kamuflase belaka.‎ Hanya sehari berselang, Flores Timur kembali mengalami masalah fundamental. ‎Mulai dari pemadaman listrik, infrastruktur jalan, dan kebutuhan air bersih.Â
Pemadaman listrik mulai terjadi hanya sehari berselang. Setelah ditelusuri, ternyata pemadaman sudah menjadi hal yang lumrah di Flores Timur. Pemadaman dilakukan bergiliran per gardu listrik. Parahnya, pemadaman hampir terjadi setiap malam dan dengan durasi yang tidak sebentar. Paling cepat, pemadaman berlangsung selama 3 jam. Tapi kebanyakan mati listrik bisa berlangsung selama seharian.‎ Warga mengeluhkan hal ini karena menganggu aktivitas mereka.
Sementara infrastruktur jalan tidak semua bagus. Aspal mulus hanya dapat dirasakan warga yang dilewati jalur Tour de Flores 2016, sementara mereka yang tidak dilewati masih dalam keadaan yang memprihatinkan. Ketika tim KedaiPena.com menelusuri jalur utara pantai Flores Timur, tim mendapati jalanan yang belum diaspal.Â
Sekitar 10 menit perjalanan ke utara dari Bandar Udara Gewayantana, jalan mulai tak beraspal dan dipenuhi batu kerikil. Bahkan supir pemandu tim mengatakan bahwa jalan tersebut tak dapat dilewati mobil ketika hujan turun. Tanah liat bercampur kerikil bisa menghambat laju ban mobil. Mobil bisa terselip dan membuat mereka tertahan di tengah perjalanan.Â
Selain masalah listrik dan jalan, warga Flores Timur juga masih berkutat pada masalah kekurangan air bersih. Mereka tidak bisa memakai air tanah karena air berasa asin dan sebagian besar sumur tidak mengeluarkan air. Artinya, warga Flores Timur mengandalkan pasokan air dari PDAM.Â
Namun sayang air PDAM tidak selalu mengalir. Supir‎ pemandu tim mengatakan bahwa air hanya mengalir setiap dua minggu sekali bahkan bisa sampai 20 hari sekali. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga menampung air sebanyak-banyaknya saat PDAM mengeluarkan air. Mereka menghemat penggunaan air agar tidak habis sebelum air PDAM keluar lagi.Â
‎Jadi dapat disimpulkan bahwa gelaran Tour de Flores hanya menjadi oase sesaat bagi warga Flores Timur. Gelaran bertaraf internasional yang dilangsungkan secara meriah itu belum berimbas pada masyarakat lokal. Tour de Flores yang diharapkan bisa menjadi pintu bagi pengembangan wisata lokal belum disiapkan dengan infrastruktur mumpuni di wilayah sekitar.
(veb)‎