KedaiPena.Com- PP Muhammadiyah berharap agar para pemimpin di tanah air dapat meninggalkan legacy atau warisan yang baik bagi putra-putri bangsa. Jangan sampai, generasi muda bangsa Indonesia nantinya malah mempelajari sejarah yang tidak baik dari para pemimpinya.
Demikian disampaikan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti saat merespons usulan penundaan pemilu tahun 2024. Mu’ti sendiri menyampaikan hal itu dalam diskusi daring bertajuk ‘Telaah Kritis Usul Perpanjangan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden’, Rabu (9/3/2022).
“Mari kita meninggalkan legacy yang baik sebagai pendidikan dan keteladanan bagi putra-putri bangsa, jangan sampai bangsa kita ini terutama generasi muda mempelajari sejarah yang tidak baik dari para pemimpinnya,” tegas Mu’ti.
“Kemudian sejarah ini harus kita koreksi berkali kali untuk menyelamatkan seseorang yang mungkin orang itu sedang berkuasa atau orang itu sedang turun dari kekuasaan,” tambah Mu’ti.
Mu’ti menerangkan, jika legacy pemimpin itu tidak bisa diukur dari panjangnya periode pemimpin memimpin. Pasalnya, banyak pemimpin yang memimpin dengan waktu singkat tapi bisa meninggalkan legacy.
“Seperti saat turunya (Presiden AS) Barack Obama yang saat itu sedang dipuncak popularitas, dia berhasil mengangkat ekonomi amerika, tetapi waktunya dia berhenti dia juga akan berhenti dengan senang hati dan dia sebagai presiden tidak ada masalah selama dia memimpin,” papar dia.
Mu’ti sendiri memastikan, tidak setujudengan usulan penundaan pemilu. Meskipun, usulan itu merupakan hal yang wajar dan sah lantaran Indonesia merupaka negara demokrasi.
“Tapi jika itu terjadi menurut saya itu melukai semangat reformasi dan itu juga tidak sesuai dengan jiwa dan semangat UUD 1945 dengan amandemennya menulis masa jabatan presiden adalah dua periode,” demikian Mu’ti.
Laporan: Muhammad Lutfi