KedaiPena.Com – Ketua DPC PDIP Tangerang Selatan (Tangsel) Wanto Sugito mengapresiasi kemunculan tokoh-tokoh perempuan pada bursa pemilihan wali kota Tangsel.
Wanto tidak mempermasalahkan jika memang nantinya Tangsel akan kembali dipimpin oleh tokoh perempuan, asalkan memang mempunyai gagasan membangun kota.
“Punya komitmen, selalu berpihak pada rakyat atau berfikir berjuang. Jadi kita PDIP tidak pernah beranggapan ingin berpotong gender. Tidak ada soal tentang hal tersebut,” tegas dia kepada KedaiPena.Com, Rabu, (18/9/2019).
Wanto menambahkan bahwa PDIP sendiri juga dipimpin oleh tokoh perempuan Indonesia yakni Megawati Soekarno Putri. Mega, lanjut Wanto, berhasil membawa PDIP menjadi partai besar.
“Makanya PDIP selalu berprinsip mau pria ataupun perempuan tidak ada soal itu yang penting komitmen,” ungkap Dia.
Wanto melanjutkan keberadaan tokoh- tokoh perempuan tersebut juga sangat penting dalam merawat dan menjaga kebhinekaan di Tangsel nantinya.
“Mereka juga harus memperjuangkan anggaran pro rakyat di APBD, terus tidak ada lagi kita dengar rumah sakit menolak rakyat miskin, dan tidak ada lagi dengar pungli tentang pendidikan. Namun misalnya sudah berjuang bareng-bareng PDIP, sedikit saja melanggar komitmen kepada rakyat kecil, saya kejar,” papar dia.
Wanto menegaskan bahwa bagi pilkada bukan sekedar ajang kontestasi demokrasi, lalu pemenang menjadi kepala daerah dan bergaya bak raja lokal.
“Pilkada hanya sarana mencari pemimpin yang kelak terpilih, sepatutnya tak lupa akar sejarah, dan berpihak pada kaum marhaen,” papar Wanto.
Dengan demikian, Wanto mengungkapkan, semua pihak berhak mencalonkan diri dari PDIP asal memang memiliki konsep dan gagasan yang selaras dengan partai.
“Semua ada tahapannya, nanti mereka akan diuji melalui fit and proper test. Soal visi dan misi perihal gagasan membangun Tangsel kedepan,” papar dia.
Secara komitmen politik, lanjut Wanto, penerimaan publik di masyarakat, serta popularitas dan elektabilitas, melalui survei lapangan, juga akan menjadi syarat dukungan dari PDIP.
“Ketika sudah ada survei dari PDIP secara resmi dan objektif yang dilihat bukan dari nama besar saja. Nama besar pun belum cukup untuk mempengaruhi elektabilitas,” tukas dia.
Oleh sebab itu, Wanto menambahkan, pihaknya masih menunggu sinyal hasil survei terakhir. Mungkin bisa ditentukan di dua bulan ke depan.
“Biarkan tahapan berjalan dulu sesuai mekanisme partai. Proses tahapan penjaringan berakhir ditanggal 21 September. Sehabis itu diserahkan ke DPD PDIP Provinsi yang jatuh pada tanggal 23 September,” ungkap Wanto.
“Lalu barulah kita sampaikan seperti apa peta politik di Tangsel dengan objektif. Kemudian keputusannya selebihnya kita ikuti DPD partai. Begitu tahapannya karena masih April akhir tahapan dari KPU,” jelas Wanto.
Wanto menambahkan hingga saat ini sudah ada tiga kader partai yang mendaftarkan diri dalam konvensi partai yaitu Drajat Sumarsono, Arsid, dan Heri Gagarin.
“Semua harus mengikuti kebijakan partai. melewati proses penjaringan dari jumlah total 18, partai tidak akan pilih kasih, sekalipun itu kader internal partai,” tegas Wanto.
“Karena jelas penjaringan di atur melalui Peraturan Partai No. 24 Tahun 2017, PDI perjuangan melakukan penjaringan terbuka baik itu dari eksternal maupun internal jadi semua punya peluang yang sama,” papar Wanto.
Wanto menegaskan pada pokoknya semua melalui rekomendasi, selebihnya kewenangan partai, karena proses tidak bisa menyebut satu atau tiga nama bahkan lebih mungkin.
“Makanya semua mempunyai peluang yang sama baik dari eksternal atau internal tinggal popularitas dan elektabilitas saja, kan harus ada penerimaan masyarakat,” pungkas dia.
Laporan: Sulistyawan