RAKYAT harus mencintai TNI dan Polri-nya. TNI dan Polri harus mencintai rakyat kemudian bersama-sama mengoreksi dan mengevaluasi kinerja pemerintah. Di sinilah saatnya TNI dan Polri berdiri tegak sebagai alat negara dan bukan alat penguasa. Stop dan sudahi TNI serta Polri dan rakyat saling hujat dan saling salahkan.
Situasi dan kondisi seperti sekarang, bukan TNI, Polri atau rakyat yang salah, tetapi dengan tegas dan jelas pemerintah yang salah.
Ini adalah masalah negara tidak bisa dipisahkan antara pemerintah dan perangkatnya, rakyat serta wilayahnya. TNI dan Polri berasal dari rakyat, adalah manusia-manusia biasa, yang tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangannya.
Presiden juga manusia biasa namun di pundaknya dibebani amanat rakyat yang besar dan mulia melalui seleksi yang rumit, panjang dan berliku yang melibatkan seluruh unsur Negara.
Terlepas dari pelaksanaan jujur tidak jujur, curang tidak curang, harus digaris bawahi perjalanan perjuangan dengan berbagai cara yang merenggut pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, harta benda bahkan nyawa.
Ibarat setinggi tingginya elang terbang melayang di angkasa raya, pada akhirnya turun kembali dan hinggap di sarangnya.
Inilah gambaran atau fenomena yang terjadi jelang, selama dan paska Pilpres atau Pemilu 2019.
Carut marut, porak-poranda dan gemuruh revolusi perjuangan telah menorehkan pelajaran yang sangat berharga. Gamang dan kegemingan dalam menuju cita-cita bangsa.
Semestinya harus disadari, untuk lebih peka dan peduli terhadap carut marut, hiruk pikuk dan pontang pantingnya bangsa ini. Perlu juga sadar terhadap segala hal yang merintangi, menghambat bahkan melawan cita cita bangsa ini.
Cita-cita NKRI yang ingin merdeka, berdaulat, bersatu, menyelamatkan, melindungi, mensejahterakan dan mencerdaskan kehidupan bangsanya, yang berlandaskan Pancasila dan UUD 45 yang disepakati oleh pendiri bangsa tanggal 18 Agustus 1945.
Merupakan tujuan sekaligus sasaran yang harus dikawal, dijaga dan dilindungi oleh segenap kekuatan anak bangsa.
Negara kita kaya diatas, dipermukaan dan didalam bumi ini, dan itulah yang jadi incaran dan harapan negeri asing, dengan berbagai cara dan wujudnya mereka berupaya untuk meraih, menguasai dan mendudukinya.
Ada yang langsung dan tidak langsung, ada yang secara halus dan kasar, ada yang berskala besar dan bertahap. Inilah yang paling berbahaya, mereka memporak-porandakan aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, hukum, pertahanan dan keamanan.
Di sinilah, sesungguhnya akar masalah atau biang kerok kecenderungan hancurnya negara kita, Presiden Jokowi dan pemerintahanya tidak mampu menyikapi, mengatasi dan mengelola negeri ini.
Sehingga terjadilah kekacauan ekonomi, politik bahkan ideologi, korupsi, utang negara tidak terukur dan tidak sehat pemanfaatannya, perencanaan undang undang yang tidak senafas dengan aspirasi rakyat, yang menciptakan rakyat selalu berhadapan dengan pemerintah, bukannya rakyat dan pemerintah bersama sama menghadapi masa depan.
Penegakan hukum yang tebang pilih, tidak adil dan masalah masalah lain yang bermuara ketidak percayaan rakyat kepada presiden sebagai pemimpin dan pengelola Negara.
TNI dan Polri harus bersama rakyat untuk memenahi negara yang sudah masuk dalam multi krisis, terancam pecah dengan melengserkan Presiden Jokowi secara konstitusional.
Oleh Ketua APIB Jabar, Pemerhati Pertahanan dan Keamanan NKRI Sugeng Waras