KedaiPena.Com – TNI Angkatan Laut dinilai membutuhkan penambahan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) untuk mengamankan kawasan perbatasan. Khususnya menghadapi semakin maraknya penyanderaan terhadap WNI di jalur-jalur perbatasan antara Indonesia dengan tetangga.
Demikian diungkapkan pakar pertahanan Jerry Indrawan kepada KedaiPena.Com di Jakarta, Senin (11/7). “Perlu juga penambahan Alutsista laut, sebab semua itu (pengamanan laut) tidak akan terjadi jika pertahanan maritim kita kuat,” kata Jerry.
Menurut Jerry, penambahan Alutsista itu mencakup kapal patroli yang akan rutin melakukan penjagaan dan pengawasan.
“Kapal patrol aja, mulai kapal Fritage, kapal penjaga pantai. Untuk awal itu aja dulu. Memang kita sudah punya, tapi masih kurang, kurang banyak. Harus ditambahin supaya bisa jaga wilayah Indonesia yang luas,†kata Jerry.
Menurut ia, penambahan Alutsista itu tidak lagi boleh ditawar-tawar. Apalagi untuk mewujudkan visi poros maritim dunia.
“Ya harus (pengadaan alutsista) kalau mau jadi poros maritim dunia. Walaupun untuk sekarang bekas gak papa, asal ada dulu. Anggarannya juga kan terbatas. Kalau mau ada alutsista baru, harus ada kenaikan anggaran,†pungkasnya.
Sementara itu, Jerry mengingatkan pentingnya patroli dan gelar pasukan bersama antara pasukan Indonesia dengan pasukan Filipina. Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya lagi aksi-aksi penyanderaan oleh kelompok teroris Abu Sayyaf.
“Harus ada gelar pasukan di sekitar Sulawesi Utara, bisa jadi di Bitung, buat jaga-jaga kalau ada kejadian, TNI bisa cepat datang,†tandas Jerry.
(Apit/ Dom)