KedaiPena.Com- Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) menilai anggaran pembelian Jet Tempur Mirage 2000-5 bekas Qatar dapat digunakan untuk membangun 41 ribu ruang kelas di Indonesia.
Juru Bicara Timnas AMIN, Muhammad Ramli Rahim menerankan, apabila pemimpinnya memang betul-betul peduli terhadap bangsa dan negara harusnya lebih mementingkan belanja yang sifatnya adalah membangun.
Menurutnya, lebih relevan apabila anggaran digunakan untuk membangun ruang-ruang kelas untuk anak-anak generasi penerus bangsa.
“Sebagaimana kita ketahui, masih banyak wilayah di Indonesia yang sekolah-sekolahnya butuh pembangunan. Rp.12,4 triliun itu kalau dihitung-hitung bisa membangun sedikitnya 41.334 ruang kelas,” ucap mantan Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) ini, Rabu,(10/1/2024).
Di sisi lain, Ramli mengutip penjelasan mantan Panglima TNI Andika Perkasa yang belum lama ini membahas mengenai rencana pembelian jet tempur tersebut. Dimana di situ, Andika setuju jika rencana tersebut merupakan bentuk pemborosan negara.
“Dalam dialog itu kan, Andika Perkasa juga membahas akan mahalnya biaya maintenance pesawat mirege karena sudah tidak diproduksi lagi,” papar Ketua Umum Konfederasi Nasional Relawan Anies (KoReAn) ini.
Ramli mengakui rencana pembelian tersebut menjadi sangat kontroversi karena menyangkut soal masa depan bangsa dan negara.
Seorang pemimpin, kata dia, tidak seharusnya melakukan itu, bahkan jika hal tersebut hanya sebatas rencana.
“Ini mengisyaratkan kalau seorang yang katanya calon pemimpin itu tidak peduli terhadap bangsa dan negaranya. Apalagi terhadap prajurit yang nantinya akan mengoperasikan jet tempur itu,” ungkap dia.
Ramli menjelaskan, sebagaimana banyak diskusi yang membahas soal rencana pembelian itu, Pesawat Jet Tempur Mirage 2000-5 bekas sangat beresiko. Belum lagi, harganya yang mahal dinilai sangat membuang-buang anggaran negara.
Sebagaimana jenis pesawat jet tempur ini sebenarnya pernah akan dihibahkan Pemerintah Qatar untuk Indonesia di era Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono. Kala iti, Juwono menolak karena biaya perawatannya yang akan memakan anggaran cukup besar.
“Ini hibah ditolak, malah sekarang mau dibeli Prabowo dengan anggaran dari APBN Rp12,4 triliun untuk 12 jet tempur,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi