KedaiPena.Com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbidristek) Nadiem Anwar Makarim diminta dapat menjelaskan secara detail soal keberadaan 400 orang tim bayangan atau shadow team di Kemendikbudristek.
Permintaan tersebut disampaikan Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDIP Andreas Hugo Pareira menyoroti pernyataan Nadiem di forum PBB soal keberadaan 400 orang tim bayangan atau shadow team di Kementerian pimpinannya tersebut.
“Menteri Nadiem menjelaskan saja kepada publik apa yang dimaksudkan dengan Tim Bayangan di Kemdikbud, untuk apa tim itu ada dan siapa-siapa saja mereka,” kata Andreas begitu ia disapa, Minggu,(25/9/2022).
Andreas menekankan, penjelasan Menteri Nadiem diperlukan lantaran agar tidak menjadi polemik dan kemudian bergeser ke hal-hal yang tidak substantif.
“Ini penting agar tidak menjadi polemik berkepanjangan dan isu bergeser ke hal-hal yang tidak substantif,” ungkap Andreas.
Meski demikian, Andreas menuturkan, tim tersebut akan menuai pujian jika bekerja dengan baik, dan tidak korupsi. Terlebih jika mencapai target-target pekerjaan yang diberikan Menteri selaku pembantu presiden.
“Tetapi kalau mereka hanya menggunakan posisinya untuk gagah-gagasan korupsi, dan tidak menunjukan perform yang baik, maka habislah mereka akan dicaci maki publik. Kalau menyalahgunakan wewenang maka akan dihukum sesuai dengan aturan yang berlaku,” papar Andreas.
Andreas menegaskan,adanya Timsus, tim bayangan atau apapun namanya adalah hal yang lumrah dalam oganisasi, baik itu pemerintahan, politik dan juga militer.
“Itu adalah wewenang dan tanggung jawab pimpinan. Apabila pemimpin melihat perlunya terobosan-terobosan untuk mendobrak struktur birokrasi yang mandeg, tidak produktif dan cenderung korup, maka dibutuhkan tim yang bekerja khusus diluar struktur formal untuk memperbaiki,” papar Andreas.
Andreas menegaskan, mengakui seringkali terjadi benturan kepentingan antara struktur formal dan struktur informal dalam hal ini tim bayangan. Sehingga, pendekatan formalistik akan habis-habisan membela dan berlindung dibalik kemapanan-kemapanan struktural yang eksis.
“Meskipun tidak produktif dan korup untuk menyerang struktur informal yang disebut sebagai timsus, tim bayangan dan lain-lain,” imbuh Andreas.
Sementara, kata Andreas, struktur informal ini seringkali karena terdiri orang-orang yang progresif, kreatif mempunyai hubungan langsung dengan pemimpin meskipun kurang berpengalaman.
“Cenderung arogan dan meremehkan struktur formal maka sering terjadi benturan dan ini malah merugikan kinerja dari organisasi,” pungkas Andreas.
Laporan: Muhammad Hafidh