KedaiPena.com – Pertemuan kedua Trade Investment and Industry Working Group (TIIWG) telah berhasil menyelesaikan enam subjek pembahasan dan akan kembali melakukan pertemuan pada September 2022 untuk menyusun draft sebagai rujukan pertemuan tingkat menteri G20.
Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional (PPI), Kementerian Perdagangan, Djatmiko B Witjaksono menyatakan pada pertemuan TIIWG II di Solo membahas tiga agenda subjek bahasan.
“Dalam pertemuan kali ini, kita membahas pertama reformasi WTO, kedua peningkatan kapasitas perdagangan, investasi dan industri dalam merespon masalah kesehatan global, serta yang terakhir adalah investasi berkelanjutan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan pemulihan ekonomi,” kata Djatmiko dalam konferensi pers, Jumat (8/7/2022).
Ia menyatakan dalam dua kali pertemuan, Maret dan Juli 2022 ini sudah selesai membahas enam agenda TIIWG.
“Nanti akan berlanjut di September untuk drafting session, yang akan kita ajukan pada agenda tingkat menteri, TII Ministerial Meeting. Harapannya, draft kita ini bisa menjadi rujukan dalam pertemuan kepala negara di November,” ucapnya.
Topik investasi berkelanjutan, dijelaskan oleh Djatmiko, akan mengarah pada kerangka proses dimana G20 dapat memperkuat skema investasi yang mendukung agenda besar global.
“Yaitu bagaimana kebijakan dan pedoman investasi dapat memastikan agenda menjaga iklim dilaksanakan. Indonesia, sebagai Presidensi G20, mendorong sepenuhnya agar G20 dapat menyepakati investasi berkelanjutan ini dapat diterapkan oleh seluruh negara dunia, bukan hanya negara G20,” ucapnya lagi.
Ia menyatakan, TIIWG juga akan melakukan survei, dengan responden para negara G20, terkait pandangan masing-masing negara tentang investasi berkelanjutan.
“Sehingga bisa terlihat bagaimana cara pandangnya. Walaupun memang penerapannya di tiap negara bisa saja berbeda,” kata Djatmiko.
Dalam memperkuat industri kesehatan global, TIIWG mendorong kolaborasi dalam bidang kesehatan, untuk memastikan terbangunnya suatu arsitektur kesehatan global.
“Ini termasuk dalam hal kerjasama ketersediaan obat melalui pembangunan production hub untuk vaksin maupun obat lainnya, misalnya untuk merespon masalah kesehatan seperti pandemi, kerjasama kesehatan yang mengutamakan transfer teknologi serta kerjasama dalam melakukan pilot project untuk kesehatan,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa