KedaiPena.Com – 20 Oktober nanti Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) resmi memasuki usia ketiga dalam memimpin Indonesia. Namun demikian, di usia ketiga belum tercipta kemandirian di sektor minyak dan gas (migas).
Anggota Komisi VII DPR RI Harry Poernomo memaparkan contoh masih tertinggalnya sejumlah infrastruktur minyak dan gas yang dimiliki Indonesia saat ini.
“Tidak adanya pembangunan kilang baru sejak dekade 90-an atau sejak orde reformasi. Tidak adanya pembangunan terminal penyimpanan LNG dan jaringan pipa gas untuk memenuhi kebtuhan industri dan PLN terutama di Jawa,” ujar dia kepada KedaiPena.Com, Rabu (18/10).
“Terminal penyimpanan LNG dan LPG besar yang ada (saat ini) sifatnya hanya sementara berupa tangki terapung (FSRU) yang berbiaya sangat mahal,” sambung dia.
Tidak hanya itu, kata Harry, infrastruktur sama sekali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan industri dan PLN. Hingga, pada akhirnya harga gas dometik jadi langka dan mahal.
“Hendaknya pembangunan infrastruktur bisa dilakukan secara bertahap berkesinambungan seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan,” tandas politikus Partai Gerindra ini.
Laporan: Muhammad Hafidh