KedaiPena.com – Tiga nama besar yang digadang-gadang bertarung di Pilkada Jakarta dinyatakan memiliki peluang yang sama. Apalagi, tak ada satu pun partai politik yang berhak mengajukan nama secara mandiri. Semuanya harus berkoalisi.
Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando EMaS menyatakan sampai saat ini nama-nama yang diperhitungkan dalam kontestasi Pilgub Jakarta adalah Anies Baswedan, Basuki Tjahja Purnama (BTP), dan Ridwan Kamil (RK).
“Namun masih terbuka bagi nama lainnya dengan memanfaatkan waktu yang hanya sekitar satu bulan,” kata Fernando, Jumat (27/6/2024).
Ketiga nama tersebut, lanjutnya, memiliki peluang yang sama. Sehingga perlu secara cermat bagi partai pengusung mempertimbangkan cawagub yang akan dipasangkan dengan cagub yang diusung.
“Walaupun Anies berdasarkan hasil beberapa lembaga survei elektabilitasnya menempati posisi pertama namun masih sangat mungkin digeser oleh BTP atau RK,” ungkapnya.
Fernando mengingatkan pada pilkada 2017, elektabilitas yang tertinggi ternyata tidak menjadi pemenang pilkada.
“DKJ sebagai kota yang maju dan penduduknya yang mayoritas memiliki pendidikan menengah keatas tentu akan lebih realistis dalam menentukan pilihannya dan sangat dinamis konstelasi peluang kemenangan dari masing-masing pasangan calon kepala daerah,” ungkapnya lagi.
Ia memaparkan dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2024, jika melihat perolehan kursi DPRD DK Jakarta, semua partai politik membutuhkan teman koalisi untuk bisa mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DK Jakarta.
“Termasuk Partai Golkar hanya memiliki 10 kursi membutuhkan minimal 11 lagi untuk bisa mengusung pasangan calon kepala daerah. Namun apabila partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju akan juga bersatu dalam pilkada DKJ maka jumlah kursi sudah melampaui yang dibutuhkan,” kata Fernando.
Termasuk, Anies yang diusung oleh PKS dan dipasangkan oleh Sohibul Iman, masih membutuhkan dukungan partai lain karena hanya memiliki 18 kursi di DPRD DK Jakarta.
“Untuk bisa memuluskan jalan Anies Baswedan – Sohibul Iman (AMAN) harus bisa meyakinkan PKB dan Partai NasDem yang sebelumnya sebagai mitra koalisi pada saat pilpres,” ujarnya.
Peluang Ridwan Kamil, lanjutnya, memang lebih besar jika beradu di Pilkada Jawa Barat dibandingkan Pilkada Jakarta. Namun semuanya kembali kepada Partai Golkar.
“Ridwan Kamil juga sepertinya lebih tertarik mengikuti kontestasi di Jakarta dibandingkan Jawa Barat karena dianggap lebih memberikan peluang untuk menghantarkan pada kontestasi pilpres. Selain itu, Partai Gerindra yang memiliki kepentingan di Jawa Barat memajukan Deddy Mulyadi dan sangat berharap RK mengikuti kontestasi DKJ akan meminta bantuan Jokowi untuk meyakinkan Partai Golkar,” ujarnya lagi.
Untuk potensi bergabungnya PDIP ke barisan PKS, menurut Fernando, peluangnya sangat kecil.
“PDI Perjuangan sebagai pemenang kedua di pemilu legislatif DK Jakarta tentu menginginkan kadernya ikut dalam kontestasi pilkada DK Jakarta. Lebih baik bagi PDI Perjuangan daripada mendukung pasangan AMAN,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa