KedaiPena.Com- Partai Demokrat menganggap biasa kepindahan tiga kadernya yakni Erma Suryani Ranik, Rooslynda Marpaung, dan Vivi Sumantri Jayabaya ke Partai Perindo pimpinan Hary Tanoesoedibjo atau HT. Partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menghormati keputusan dari ketiga kadernya tersebut untuk pindah.
“Sekalipun menyangkan namun apa yang telah menjadi pilihan dan keputusan dari masing-masing mereka tetap kita hormati. Pasti ada alasan subjektif dari masing-masing mereka untuk menjelaskan alasan kepindahannya. Apa pun itu, tentu bukan hal baru atau barang baru,” ujar Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani, Rabu,(9/11/2022).
Kamhar menilai wajar setiap kali menjelang pemilu selalu saja ada kejutan-kejutan seperti kader parpol yang loncat ke partai lain. Kamhar menegaskan, fenomena ini tak hanya terjadi di kalangan kader yang merupakan mantan anggota DPR RI.
“Tak hanya para mantan Anggota DPR yang dinilai masih memiliki potensi elektabilitas dan basis konstituen, bahkan yang masih menjabat sebagai Anggota DPR pun tak luput dari praktek pembajakan atau pindah partai seperti ini,” jelas Kamhar.
Kamhar menegaskan, bahwa hal ini
tidak hanya terjadi di Demokrat namun partai-partai lain juga sama. Tak jarang diikuti berbagai rumor pada praktek-praktek seperti ini.
“Mulai dari diiming-imingi jabatan, sampai pada dukungan logistik pencalegan,” jelas Kamhar.
Kamhar meyakini, isu pembajakan kader-kader partai ini masih akan terus-menerus berlanjut sampai pada pemilu mendatang. Terlebih jika persoalan pembiayaan partai politik masih seperti sekarang. Ini salah satu pangkal persoalan.
“Ini memang masih menjadi catatan dalam ikhtiar penguatan partai politik dan pendewasaan demokrasi kita terkait dengan persoalan sumber pembiayaan partai dan pengawasan pemanfaatan sumberdaya pendukung partai. Isu pembajakan kader-kader partai ini masih akan terus-menerus berlanjut sampai pada pemilu-pemilu mendatang jika persoalan pembiayaan partai politik masih seperti sekarang. Ini salah satu pangkal persoalan,” ujar Kamhar.
Kamhar memandang bahwa praktik seperti ini tak hanya terjadi berlangsung selagi masyarakat tak memberi bobot lebih atau penilaian yang memadai pada pentingnya rekam jejak dan integritas bagi para politisi.
“Jika kritisisme masyarakat telah terbangun dengan baik, para politisi akan berhitung ulang untuk pindah-pindah partai apalagi jika alasannya hanya karena iming-iming logistik karena akan ada sanksi moral dan politik dari masyarakat,” pungkas Kamhar.
Laporan: Tim Kedai Pena