KedaiPena.Com – Waksekjen Partai Golkar Tubagus Ace Hasan Syadzily mengaku akan mewacanakan kepada semua calon Ketua Umum Golkar untuk menandatangani Pakta Integritas.
Ace sapaanya mengatakan hal tersebut harus dilakukan lantaran karena banyak Ketua Umum Golkar yang tersandung kasus hukum atau terlibat dalam masalah korupsi.
“Ya saya pasti akan meminta kepada semua calon ketua umum untuk berkomitmen membuat pakta integritas sebagai komitmen bukan hanya perubahan. Tapi partai ini harus dibangun bersih,” ujar Ace saat berbincang dengan sejumlah wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (11/12).
Penyelenggaraan munaslub, kata Ace, harus dapat menjadi momemtum perubahan Partai Golkar. Oleh karena itu semua calon ketua umum harus memiliki komitmen untuk mengubah Partai Golkar.
“Dengan mengedepankan kualitas misalnya, kader yang berintergritas bersih tidak punya masalah hukum saya kira itu yang harus dikedepankan,” beber Ace.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar Idris Laena juga mengaku setuju dengan wacana penanda tanganan Pakta Integritas tersebut. Akan tetapi, Idris mengatakan Penandatanganan Pakta Integritas dilakukan saat ketua umum yang baru sudah terpilih.
“Sebab, begini sekarang kita tidak bisa menduga siapa yang akan menjadi Ketum. Nah kalau disodorkan fakta integritas tahu-tahunya tidak jadi. Setelah jadi baru di sodorkan (Pakta Integritas),” ujar Idris kepada wartawan.
Kendati demikian, Idris berharap, agar penyelenggaraan munaslub ini nantinya hanya akan mengusung satu calon. Idris meminta hal tersebut lantaran akan muncul banyak masalah bilamana banyak yang mencalonkan diri sebagai Ketum.
“Saya berharap kalau munaslub tidak usah kubu-kubuan.kali ini langsung aklamasi. Capek saya kalau kebanyakan kubu-kubuan. Golkar punya kelemahan kalau terjadi pertarungan biasanya akan pecah. Itu yang menjadi perpecahan menjadi masalah,” tandas Anggota Komisi VI DPR RI ini.
Seperti diketahui, Wacana Munaslub menguat setelah Ketua Umum Golkar Setya Novanto ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi. Novanto ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.
Koordinator Bidang Perekonomian DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto disebut sebagai figur yang berpotensi menempati posisi tersebut. Selain itu Putri Presiden RI kedua Soeharto, Titiek Soeharto juga mengajukan diri sebagai salah satu calon pengganti Setya Novanto.
Laporan: Muhammad Hafidh