KedaiPena.Com – Anggota Komisi VI DPR RI Abdul Wachid mengaku tidak kaget dengan keputusan Kementerian perdagangan (Kemendag) yang memberikan izin kuota impor bawang putih ke sejumlah importir.
Pernyataan Wachid sendiri juga didasari oleh kritik dan kekecewaan Direktur Utama Bulog, Budi Waseso lantaran perusahaan plat merah yang ia pimpin masih belum mendapatkan kepastian untuk melakukan impor bawang putih.
“Kita tahulah siapa Enggar (Menteri Perdagangan Engartiasto Lukita) ini. Menteri dengan kekuasaan yang tidak terbatas, apapun bisa dia lakukan. ‘Enggar is the real presiden‘,” sindir politikus Gerindra itu kepada wartawan di Jakarta, ditulis Kamis (2/5/2019).
Wachid menerangkan bahwa seharusnya kebijakan impor bawang putih dilakukan oleh Bulog bukan para importir.
“Jika Bulog diberikan kewenangan itu harga bawang putih justru akan di bawah harga alias dapat dijangkau oleh masyarakat. Berbeda kalau importir yang ambil alih maka harga mahal akan jadi konsekuensinya. Dan itu justru memberatkan masyarakat,” tandasnya.
Wachid juga menilai diberikanya kewenangan para importir untuk mengimpor bawang putih akan menyebabkan inflasi. Hal itu turut akan merugikan masyarakat.
“Sebaiknya Jokowi turun tangan dan perlu tegas kepada bawahannya. Sekali lagi jangan secara simbolik doank jadi presiden tapi presiden sesungguhnya justru Enggar itu yang sudah tak menggubris arahan Presiden Jokowi,” ujarnya.
Sebelumnya, perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) belum bisa mengimpor 100.000 ton bawang putih untuk memenuhi kebutuhan menjelang Ramadan.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengungkapkan pelaksanaan impor tertunda karena belum mendapatkan restu dari seorang menteri.
Budi Waseso menjelaskan, sebenarnya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sudah memutuskan untuk menugaskan Perum Bulog mengimpor 100.000 ton bawang putih karena kebutuhan pasokan di pasaran.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim bahwa impor bawang putih yang telah diberikan pemerintah baru akan terealisasi pada awal Mei 2019 mendatang.
Stok bawang yang masuk ke dalam negeri itu berasal dari izin impor kepada 8 perusahaan yang sempat diterbitkan Kemendag dua minggu lalu.
Jumlah ini menyesuaikan dengan kebutuhan bawang putih selama Ramadan dan Lebaran yang mencapai 35 ribu ton per bulannya.
Laporan: Muhammad Hafidh