KedaiPena.Com – Meninggalnya 100 dokter selama berlangsungnya pandemi corona atau COVID-19 menjadi perhatian dari Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) cabang kota Bekasi, Eko S. Nugroho
Menurut Eko begitu ia disapa, bukan hanya dokter yang menjadi korban meninggal dunia, tetapi banyak juga tenaga medis yang terpapar virus COVID-19
“Jadi terkait banyaknya tenaga dokter yang meninggal, sebenarnya selain meninggal sudah banyak juga yang telah terkena COVID-19,” ucap Eko begitu dirinya disapa, Selasa, (1/9/2020).
Sekalipun tenaga medis sadar akan tempat bekerjanya beresiko tinggi terpapar virus COVID-19, namun kata Eko, para dokter sedianya telah memiliki sistem pengendalian resiko yang baik.
“Sistem pengendalian resiko yang baik ini kita sudah upayakan dari sisi bahan yang kita gunakan saat bekerja di tempat resiko tinggi, mulai dari kapasitas dan kompetensi orang terus prilaku orang kita sudah antisipasi. Saya sudah yakin dokter-dokter itu sudah paham betul bagaimana mesti berprilaku ditempat ber resiko tinggi,” katanya
Eko melanjutkan, selain bahan dan orang, cara dokter berproses bekerja di tempat resiko tinggi sudah diantisipasi untuk menangani kelelahan, mulai dari penambahan shift kerja.
“Selain bahan dan orang, kemudian cara kita berproses ditempat resiko tinggi juga sudah kita ketahui bersama, dan juga sudah terlatih dokter dan perawat dalam menangani kelelahan. Itu juga telah kita antisipasi, yang biasanya shift kerja itu terbagi 3 shift dan sekarang kita bikin 6 shif perhari,” ujar Eko
Selain itu, Eko menjelaskan, alat-alat yang digunakan dokter saat bekerja sudah diantisipasi. Para dokter pun sudah memahami alat apa saja yang digunakan aman untuk pasien dan dirinya sendiri.
“Setalah bahan, orang, cara selanjutnya alat-alat kerja juga kita sudah diantisipasi juga, setiap rumah sakit sudah mengantisipasi dan dokter-dokter juga memahami betul alat apa saja yang digunakan sehingga aman untuk pasien dan aman untuk dokter itu sendiri,” jelasnya
Tidak hanya itu, Eko pun berpesan kepada masyarakat agar tetap menjaga kesehatan dan tetap menjalan protokol kesehatan yang berlaku, karena menurutnya dokter saja yang mengetahui ilmu dan cara menangani nya masih dapat terpapar.
“Ya pesan saya begini, saya setuju bahwa ini menjadi pelajaran bagi masyarakat, pelajaran begini kami saja para dokter yang sudah sangat berhati-hati bisa terpapar, apalagi masyarakat yang awam yang tidak mengetahui ilmunya memiliki resiko jauh lebih tinggi. Dan ini terbukti dari angka yang meninggal dunia sebagian besar adakah masyarakat awam, akan tetapi 100 tenaga medis ini menurut saya sudah tinggi,” tuturnya.
Ia pun mengatakan, masalah COVID-19 ini kembali kepada kesadaran masyarakat, karena dokter yang memahami saja masih tetap bisa terpapar
“Ya kembali lagi dengan kesadaran masyarakat, karena para dokter ini di rumah sakit sudah benar melakukannya tetapi saat dia terpapar di luar rumah sakit ini yang kita tidak ketahui,” tandas Eko.
Laporan: Muhammad Lutfi