KedaiPena.Com – Tidak bisa dibayangkan jika Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) benar-benar mengambil alih Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Karena PKB sudah menjadi entitas sendiri, pasti upaya PBNU akan mendapatkan perlawanan.
Demikian dikatakan Juru Bicara Presiden era Abdurrahman Wahid, Adhie Massardi dalam keterangan kepada redaksi, Selasa (6/8/2024).
Baca juga: Adhie Massardi Endus Upaya PBNU Kuasai PKB Sejak Erick Thohir Mau Nyapres
“Cuma ini kan organisasi itu, kalau umurnya sudah terlalu tua, harusnya direvitalisasi, hidup kembali. Tapi sekarang tidak dilakukan oleh PBNU,” kata Adhie.
Menurut Adhie, jika pada akhirnya PBNU mengambil alih PKB, maka nahdliyin akan melepaskan dirinya dari keterikatan organisasi.
“Saya Nahdliyyin tapi saya gak ada urusan dengan PBNU. Kan sudah terjadi, di generasi muda. Bahkan gus-gus itu keluar tidak menyatakan saya PBNU, hanya kultur saya NU,” sambungnya.
Nah ini yang menguntungkan PKB secara politik. Ketika nahdliyin keluar dari struktur secara sukarela, dengan enteng mereka masuk ke PKB, tidak perhitungkan lagi apakah PBNU setuju atau tidak.
Jadi konsep sami’na wa atho’na atau kepatuhan dan loyalitas hanya kepada kyai ya, bukan pada PBNU?
Baca juga: Besok, Gus Choi Digarap Pansus PBNU Soal Riwayat Pengambilalihan PKB dari Gus Dur
“Ya betul. Yang menarik itu saya cek ke lapangan, secara jamiah bicara kultural Nahdliyyin itu ke PKB politiknya tapi administrasi tetap ke PBNU. Tapi kalau urusan perintah-perintah, ya tidak bisa juga. Itu sebabnya, pada Pemilu 2024, resistensi PBNU terhadap PKB tinggi, malah membuat PKB memenangkan kembali suara-suara di kantong NU, lihat saja Jatim itu,” lanjutnya.
“Intinya begini, masyarakat sipil memiliki semua patokan milik kita. Jadi ketika masuk ke area demokrasi, tidak boleh ada keributan di partai politik yang merugikan kepentingan bangsa. Kepentingan politik kita, jadi kita harus jaga. Kan sudah 15 tahun ini keteraturan partai politik itu ada ya,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Rafik