KedaiPena.com – Partai Demokrat menilai ada yang janggal dari penangkapan kadernya, I Putu Sudiartana oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tidak adanya penjelasan mengenai uang yang di‎terima pelaku, menjadi pertanyaan besar bagi sejumlah elit Demokrat. Padahal, lazimnya setiap operasi tangkap tangan (OTT) ada penjelasan eksplisit mengenai uang transaksi yang menjadi sumber utama OTT.
“OTT biasanya clear, karena adanya uang yang diserahkan kepada orang dan kemudian menjadi tersangka.Tetapi kami (Demokrat) tidak menemukan itu pada OTT kali ini,” ujar Wasekjen Partai Demokrat Rachlan Nasidik, dalam jumpa pers di Cafe De Pana, Jakarta Pusat, Rabu (29/6).
Ketidaklaziman dalam OTT KPK kali ini, jabar Rachlan, disebabkan karena transfer uang yang diduga dikirim penyuap tidak masuk langsung ke rekening pelaku. Melainkan masuk ke rekening Muchlis yang merupakan suami dari staf pribadi pelaku, Noviyanti. ‎‎
“Ini bukan peristiwa OTT yang lazim. Karena dalam peristiwa ini KPK mengatakan ada bukti transfer, tetapi itu bukan di ujukan kepada rekan kami (Sudiartana). Jadi ni sebenarnya hanya petunjuk dalam hukum, namun harus ada bukti lanjut,” paparnya.‎
Selain Sudiartana, KPK menetapkan empat tersangka lain yakni Noviyanti (staf pribadi Sudiartana), Yogan (seorang pengusaha), Suhaemi (orang dekat Sudiartana), dan Kepala Dinas PU Sumbar Suprapto. Putu menerima suap lewat tiga kali transfer ke rekening Muchlis, suami Novianti staf pribadi Sudiartana.‎
(apit/veb)‎