TIDAK satu pun manusia waras di bumi ini yang mengizinkan pembunuhan terhadap manusia yang tidak bersalah karena motif beda agama. Kita semua, apa pun agama kita, mengutuk perbuatan keji yang dilakukan teroris anti-Islam di New Zealand.
Beberapa elit di luar negeri mengkambing-hitamkan kebijakan yang pro masuknya imigran muslim ke negara-negara mayoritas non-muslim seperti New Zealand.
Mereka mengatakan bahwa kebijakan itu menumbuhkan keresahan yang berlebihan sehingga munculah aksi teror yang biadab itu.
Bahkan sebagian percaya bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kejahatan, bar-bar, dan memerangi non-muslim di sepanjang sejarah dunia di mana pun belahan bumi.
Kepercayaan itu yang kemudian menjadikan sebagian di antara mereka menganggap aksi teror ini hanyalah pembalasan belaka yang merupakan akibat dari terintimidasinya secara psikologis sekelompok ekstrimis sehingga kelompok ekstrim itu melakukan pembantaian thdp muslim dengan cara di luar nalar.
Tidak satu pun agama di dunia ini mengajarkan kekerasan. Islam, sebagai agama yang saya pelajari dan anut, mengajarkan kasih dan sayang kepada seluruh makhluk Tuhan, apalagi sesama manusia.
Di dalam seluruh surat di Al-Quran, selalu ada “Bismillaahi- rrahmaani- rrahiim” (dengan nama Tuhan yg maha pengasih dan maha penyayang). Kami diajari untuk selalu bersikap adil kepada siapa pun juga. Hak-hak azasi manusia diajarkan oleh para ulama kepada kami.
Jikapun ada ekstrimis yang mengatasnamakan Islam melakukan teror kepada orang-orang yang tidak bersalah, bagi kami itu adalah penyimpangan oleh mereka yang tidak memahami Islam dengan benar.
Sejarah perang di masa lalu selalu ditulis dalam berbagai versi yang berbeda. Walaupun dalam sejarah yang kita pelajari masing-masing itu mungkin terdapat provokasi yang berlebihan, kita di jaman ini mestinya terus berusaha menciptakan sejarah yang lebih baik.
Lihatlah bagaimana imigran atau pendatang di Indonesia hidup dengan damai-damai saja, bahkan sudah menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Walaupun sebagian imigran itu berbeda agama dengan mayoritas penduduk Indonesia yang muslim. Itu adalah bukti bahwa Islam mengajarkan ummatnya untuk mampu menerima kehadiran orang yang berbeda, selama tidak melakukan penjajahan.
Kepada seluruh muslim di dunia, khususnya di Indonesia, marilah kita sikapi peristiwa ini dengan kepala dingin. Jangan sampai kemarahan kita akan menjauhkan kita dari bersikap adil.
Kita jaga keberagaman bangsa ini. Kita jaga kedamaian dan kerukunan antar ummat beragama di negeri kita ini berdasarkan kesepakatan bangsa; Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Jangan pernah ada lagi aksi teror kepada manusia-manusia yang tidak bersalah. Bagimu agamamu, bagiku agamaku, dan kita tetap saling mengasihi sebagai sesama manusia, dan saling menghormati perbedaan itu.
Oleh Anggota Komisi I DPR El Nino Mohi