KedaiPena.Com – Desakan agar Dirut Pertamina Nicke Widyawati dapat segera mengundurkan diri dari posisinya semakin kencang. Teranyar, desakan mundurnya Nicke hadir dari Center For Budget Analysis (CBA).
CBA beralasan harus mundurnya Nicke lantaran saat ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang mengarap kasus yang berkaitan dengan korupsi suap PLTU Riau 1. Diduga Nicke terlibat dalam pusaran suap tersebut.
“Gara-gara Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati terus-menerus diperiksa KPK, mengakibatkan kinerja Pertamina sangat terganggu, dan sampai Senin kemarin, laporan keuangan Pertamina tahun 2018 sama sekali belum dipublikasi,” ujar Direktur CBA Uchok Sky Khadafi kepada awak media, Rabu (15/5/2019).
Uchok menekankan selain kasus korupsi suap PLTU Riau 1, KPK juga harus bisa memeriksa Nicke pada proyek-proyek lain utamanya yang berada di Pertamina.
“Sebab pada semester 1 tahun 2018 saja, Ada 44 kasus dengan potensi kerugian negara sebesar Rp35 miliar dan USD15 juta,” papar Uchok.
Ia menambahkan, jika ditotal, kasus di Pertamina pada tenggat waktu antara 2015-2018, ada 374 kasus dengan potensi kerugian negara sebesar Rp3,3 triliun dan USD1 miliar yang harus disidik oleh KPK.
“Maka untuk itu, Presiden Jokowi bukan hanya harus memikirkan mengganti kabinet saja, tetapi lebih utama untuk segera mencopot Direktur Utama PT. Pertamina agar perusahaan negara tersebut punya integritas dan dipercaya oleh publik,” tandas Uchok.
Sebelumnya, pengamat energi Yusri Usman juga menyarakan agar Nicke Widyawati dapat mundur dari posisi sebagai Direktur Utama (Dirut) Pertamina.
Pernyataan Yusri sendiri didasari atas pemanggilan Nicke oleh KPK terkait proyek PLTU Riau 1 yang menjerat Direktur Utama nonaktif PT PLN Sofyan Basir (SFB) akan menganggu.
“Harusnya berjiwa besar mengajukan permohonan mundur, setidaknya hati nuraninya lebih tau sejauh mana dia terlibat atau tidak,” ujar Yusri saat dihubungi, ditulis Minggu (5/5/2019).
Yusri juga menilai pemanggilan Nicke oleh KPK akan menggangu kinerjanya sebagai seorang Dirut Pertamina yang memiliki beban tugas yang sangat banyak.
“Paling tidak telah merusak konsentrasi dia bekerja sebagai Dirut Pertamina yang beban kerjanya cukup banyak,” sindir Yusri.
Laporan: Muhammad Hafidh