KedaiPena.Com– Kepala Desa (Kades) Kohod Arsin bin Arsip berserta kroninya yakni UK selaku Sekretaris Desa (Sekdes) Kohod, SP selaku penerima kuasa dan CE selaku penerima kuasa dipastikan menjadi tersangka dalam pemalsuan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) pagar laut di perairan Kabupaten Tangerang, Banten.
Dalam kesempatan itu, Ketua Riset dan Advokasi Publik LBHAP PP Muhammadiyah, Gufroni sempat menyampaikan dugaannya soal uang diterima Kepala Desa (Kades) Kohod Arsin bin Arsip.
Menurutnya, Arsin bin Arsip telah mengambil keuntungan Rp 23,2 miliar terkait kasus penerbitan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) pagar laut di perairan Kabupaten Tangerang, Banten.
“Dia (Arsin) diduga mendapat Rp 20 ribu/meter persegi dikalikan dengan 116 hektar, maka total sekitar Rp 23,2 miliar. Jadi sudah banyak sekali, maka wajar kalau kekayaan dia melesat jadi orang kaya baru di awalnya Kohod, tadinya bukan siapa-siapa,” ujar Gufroni dikutip, Rabu,(19/2/2025).
Gufroni mengungkapkan, jika Arsin diduga sejak awal sudah terlibat dalam masalah penerbitan SHM dan HGB palsu pada tahun 2020 lalu.
Kemudian, tegas dia, dalam menjalankan proyek pemalsuan dokumen tanah atau girik untuk SHGB/SHM tersebut, dia bekerja sama dengan oknum BPN dan Kementerian ATR/BPN.

“Yang kita pastikan girik-girik palsu dibuat dengan menggunakan materai lama, surat sekdes lama. Jadi jangan beranggapan dia korban, tidak mungkin, karena Arsin yang paling aktif mengurus surat-surat itu,” tandas Gufroni.
Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro memastikan bahwa Arsin telah ditetapkan menjadi tersangka lantaran memalsukan SHGB dan SHM tanah Desa Kohod, Kabupaten Tangerang, Banten. Motifnya, kata dia, terkait masalah ekonomi.
“Kalau kita berbicara motif, saat ini kita terus mengembangkan. Yang jelas, tentu saja ini terkait dengan ekonomi. Ini yang terus kami kembangkan,” beber dia.
Adapun pada Selasa,(18/2/2025), penyidik Dittipidum Bareskrim Polri menetapkan empat tersangka dalam kasus ini, yaitu Kepala Desa (Kades) Kohod Arsin, UK selaku Sekretaris Desa (Sekdes) Kohod, SP selaku penerima kuasa dan CE selaku penerima kuasa.
Laporan: Tim Kedai Pena