KedaiPena.com ‎- Anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan menganggap, isu kenaikan rokok Rp 50 ribu adalah bentuk kepanikan Pemerintah.
“Pabrikan rokok kita dulu mencapai 4600-an, tapi kini tinggal 700-an,†terangnya saat ditemui di komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (26/8).
Selain itu, Heri khawatir isu ini untuk tes masyarakat di tengah kebuntuan pendapatan pajak dan defisit anggaran. Pajak dari cukai rokok mencapai Rp 146 triliun (2015-2016), sementara dari 100 BUMN hanya menperoleh Rp 30 triliun.
Oleh sebab itu kata Heri, terlalu sembrono, gegabah kalau pemerintah tiba-tiba merespon survei UI tersebut. Dimana dampaknya sangat luas bagi kepentingan rakyat Indonesia.
“Jadi, Gerindra akan menolak kalau Pemerintah akan menaikkan harga rokok hanya berdasarkan survei. Masyarakat tidak nyaman terhadap negara ini, karena lebih banyak membeli Samsung daripada produk diri sendiri,†tegas ketua DPP Partai Gerindra ini.
Dengan demikian dia meminta pemerintah tidak membuat ‘kegaduhan’ baru di tengah defisit anggaran, dan ‘tax amnesty’ jauh dari harapan.
“Jangan-jangan begitu menghadapi kebuntuan pendapatan, pemerintah langsung menaikkan harga rokok. Sementara bayar utang Rp 210 triliun,†pungkasnya.Â
(Prw/Apit)