KedaiPena.com – Penerimaan Letjen TNI (Purn) Dodik Wijanarko, SH, C.Fr.A., pada Zhorrawar Singgih, putra tunggal Deli A Singgih, sebagai anak asuhnya bukan tanpa alasan. Ia menyebutkan persahabatan puluhan tahun, yang bahkan melebihi kekuatan persaudaraan dengan Deli Singgih lah, yang menyebabkan dirinya menerima Zhorra.
“Sejak berumur 23 tahun, kami bersahabat dan tidak saling merepotkan. Hingga saat ini anak-anak saya sudah dewasa. Ada yang menjadi perwira, ada yang berkarir di Bank Mandiri dan bungsu saya pun sudah memiliki pendamping hidup dari Kopassus. Dan Zhorra pun sudah saya anggap anak saya sendiri. Karena memang hubungan baik antara saya dan ayahnya, melampaui saudara kandung,” kata Dodik, dalam acara pengangkatan Zhorra sebagai anak asuhnya, ditulis Selasa (18/4/2023).
Ia menceritakan persahabatannya dengan Deli yang terjalin murni dan didasarkan ketulusan hati masing-masing, membuatnya tak ragu untuk menyayangi Zhorra secara tulus.
“Karena itu, saya menjadikan Zhorra sebagai anak asuh saya. Artinya Zhorra pun menjadi saudara dari anak-anak saya,” ucapnya.
Dodik mengungkapkan alasan panjangnya persahabatan dirinya dengan Deli Singgih adalah karena kejujuran dan ketulusan di antara mereka.
“Jadi bukan karena saya punya pangkat, memiliki jabatan bagus atau karena saya punya cukup materi. Deli pun saya kira berteman atas dasar kejujuran dan ketulusan. Dan ini-lah, yang ingin kami tularkan kepada anak-anak kami semuanya. Layaknya saudara, malah lebih dalam dibandingkan saudara kandung,” ucapnya lagi.
Ia juga menyampaikan dirinya dan Deli memiliki tujuan yang sama, yaitu membangun keluarga yang lebih baik. Menjadikan keluarga yang sakinah mawadah warahmah (samawa). Keluarga yang dibina atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi hajat spiritual dan material secara layak dan seimbang sehingga menjadi berkah untuk keluarga besarnya.
‘Kalau dalam Islam, ya sakinah mawadah wa rahmah. Kami ingin anak-anak kami menjadi lebih baik, dengan mendasarkan pada kejujuran dan ketulusan itu sebagai pedoman hidup mereka,” kata Dodik.
Dan ia menyatakan, Zhorra, dia putuskan sebagai anak asuhnya merupakan upaya dalam menularkan pengalamannya melalui contoh-contoh positif secara langsung.
“Jadi ini bukan anak angkat ya. Karena kalau anak angkat, tentu konsekuensinya akan mengikuti keyakinan saya. Tapi Zhorra ini adalah anak asuh. Jadi, saya ingin mencontohkan nilai-nilai positif dari perjalanan hidup saya, untuk membangun karakter Zhorra menjadi kuat. Sehingga dapat tumbuh menjadi anak yang bermanfaat bukan hanya bagi dirinya sendiri saja tapi juga untuk keluarga, bangsa, dan negaranya,” ucap Dodik yang kini dipercaya Pemerintah sebagai Komisaris Utama PT MRT Jakarta.
Dodik juga menyatakan untuk membangun karakter seseorang tak perlu bertemu setiap hari. Sehingga bukan ukurannya pada intensitas untuk saling bertemu Deli maupun Zhorra.
“Tapi melalui contoh-contoh perilaku yang baik secara langsung saat pertemuan. Kualitas dari pertemuan ini-lah yang akan menjadi bagian dari mempengaruhi perkembangan karakter anak,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa jalinan persahabatan antara dirinya dengan Deli Singgih, akan menjadi suri tauladan bagi Zhorra.
“Kita ingin menekankan kepada Zhorra bahwa dalam menjalani hidup, menjalin pertemanan atau apa pun juga, kuncinya adalah kejujuran dan ketulusan. Dengan adanya jujur dan tulus itu, maka akan terbangun persahabatan yang penuh keikhlasan, persahabatan sejati karena berasal dari hati yang saling sayang. Bukan hanya dari diri kita saja tapi seluruh keluarga kita,” tutur Dodik yang juga pernah sebagai Staf Khusus Panglima TNI.
Dalamnya persahabatan antara dirinya dan Deli Singgih, disebut Dodik telah melewati garis keyakinan.
“Persahabatan kami ini tak memandang agama. Kami saling mengingatkan terkait ibadah, walaupun tidak satu keyakinan sekalipun. Persahabatan ini pun tak memandang materi, semua sama saja. Tulus persahabatan, tulus saling menjaga dan menyayangi,” tandas Alumni Akmil 1985 ini.
Ia pun mengamini apa yang diucapkan Deli Singgih bahwa dijadikannya Zhorra sebagai anak asuhnya, karena memang mereka memiliki prinsip hidup yang sama.
“Kami sama-sama menjunjung nilai persahabatan yang tulus dan jujur. Itu-lah yang saya dan Mas Deli merasa memiliki chemistry yang sama. Bahwa ikatan anak asuh itu bisa dijalankan. Tak ada tujuan yang muluk-muluk. Hanya ingin keluarga kami berdua ini, bisa menjadi keluarga yang bermanfaat bagi keluarga itu sendiri dan juga bagi lingkungannya. Ini juga yang ingin kami tunjukkan ke semua masyarakat bahwa persahabatan itu tak memandang apa pun. Hanya ketulusan dan kejujuran yang jadi patokan atau pondasinya,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa