KedaiPena.com – Beberapa pekan terakhir, sejumlah daerah di Sumatera Utara gempa kerap diguncang gempa berkekuatan variatif. Kepanikan terjadi setiap kali gempa mengguncang.
Terkait itu, Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah I Sumut, Syahnan mengungkapkan, ternyata gempa tersebut disebabkan pergerakan lempeng tektonik di Tanah Karo atau wilayah yang mencakup Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo.
“Segmen-segmen tersebut berjumlah banyak dan sangat aktif bergerak beberapa waktu terakhir. Dan BMKG tidak dapat memprediksi sampai kapan segmen-segmen tersebut bergerak,†sebut Syahnan saat menggelar temu pers di Kantor BMKG Wilayah I Sumut, Rabu (15/2)
Syahnan menjelaskan, misalnya gempa yang terjadi Selasa (14/2) dan dirasakan oleh warga Sumut dalam skala luas. BMKG mencatat gempa terjadi sebanyak dua kali, yakni jam 00.11 wib dan sekitar jam 03.50 wib.
Menurut ia, lempeng tektonik yang hingga kini masih diteliti ini berbeda dengan patahan Sumatera yang melintang dari Sumut ke Bangka. Dimana patahan itu merupakan segmen-segmen yang berada di Tanah Karo.
Selama ini, kata Syahnan, BMKG hanya memantau pergerakan lempeng yang terjadi sehingga tidak memperhatikan aktivitas segmen-segmen yang ada di Tanah Karo. Bahkan, segmen-segmen tersebut belum memiliki nama, berbeda dengan Patahan Sumatra yang selama ini sudah dikenal.
“Untuk patahan baru, kami tidak dapat memastikannya. Apalagi selama ini BMKG hanya memantau pergerakan lempengan yang terjadi. Patahan di Tanah Karo belum ada namanya,†ungkapnya.
Syahnan menambahkan, arah pergerakan segmen-segmen di Tanah Karo tersebut tidak statis. Kadang bergerak ke arah Barat dan terkadang bergerak ke Timur, sehingga menimbulkan guncangan yang berbeda.
Ia pun meminta awak media bersabar menunggu informasi dari BMKG bilamana kembali terjadi guncangan gempa. Hal itu karena BMKG membutuhkan waktu untuk melakukan analisa usai kejadian dan mempublikasikannya.
“Kalau media langsung menelepon usai kejadian, BMKG belum bisa berbuat banyak. Karena BMKG membutuhkan waktu sekitar lima menit untuk menganalisanya. Dan itupun ada ketentuannya dari BMKG Pusat,†terangnya.
Laporan: Iam