KedaiPena.Com – Seharusnya Indoensia dapat meniru beberapa negara lain untuk mendorong masyarakatnya agar dapat menghargai potensi-potensi lokal terkait kebutuhan pangan.
Hal itu disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI Endang S. Thohari dalam kegiatan webinar series ProPakTani dengan tema Peluang Agribisnis Beras Ekslusif Yang Prospektif dan Atraktif Sertai Sangat Menantang di Pasar Global, Senin, (13/9/2021).
“Di Jepang itu begitu mendorong masyarakat untuk menghargai potensi lokal dan impornya juga memadai aturannya. Jadi disini kita harus menirunya,” ucapnya.
Selain itu, ia juga menyoroti terkait anggaran pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Litbang) di kementerian pertanian hanya 5 persen dari keseluruhan anggaran pada kementerian pertanian.
“Artinya tidak ada prioritas dari pemerintah untuk menggali potensi lokal yang sudah dikembangkan oleh balai padi dan yang lainnya,” tambahnya.
Padahal, kata Endang, komisi IV DPR RI telah mendorong agar anggaran untuk sektor pertanian dapat meningkat. Namun, dengan adanya pandemi Covid-19 anggaran kementerian pertanian mengalami pengurangan sebanyak Rp. 8,23 Triliun.
“Ternyata yang dikurangi itu di badan litbang dan badan SDM. Kita sedang mengusulkan ada realokasi anggaran supaya ada bimbingan teknologi bagi para petani kita,” katanya.
Politikus Gerindra ini mengatakan, dalam membantu potensi lokal, pemerintah dapat mempermudah untuk melakukan ekspor.
Pemerintah, kata dia juga dapat mensosialisasikan terkait ketentuan ekspor dari badan karantina.
“Nah ini yang belum dilakukan, saya mengerti karena anggarannya selalu dikurangi, padahal keragaman hayati kita nomor 2 di dunia,” jelasnya.
“Ini bagaimana kita ingin bergerak kalau tidak ada koordinasi, harusnya menteri perdagangan dan menteri pertanian ini solid baik dengan data dan juga semua potensi lokal yang sudah dihasilkan oleh para peneliti kita,” sambungnya.
Ia juga menyampaikan, saat ini pihaknya tengah mendorong untuk dibentuknya Badan Otoritas Pangan, dengan mewujudkan sebuah kemitraan serta terdapat peranan dari semua pihak.
Sementara itu, terkait program strategis antisipasi krisis pangan, tentunya memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan, baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
“Antisipasi krisi pangan ini kita harus bersinergi, apalagi saat ini ada potensi lokal yang dihasilkan peneliti kita. tapi kalau sering mandeg sosialisasi untuk melepas varietas unggulan di daerah di persulit, sehingga menghambat inovasi teknologi,” imbuhnya.
Ia menuturkan, perspektif Komisi IV DPR RI terhadap percepat terwujudnya kedaulatan pangan tentunya bagaimana dapat mengedepankan SDM dan infrastruktur.
“Jadi pemanfaatan hasil research genetic pertanian belum optimal dilakukan, memberikan bantuan kepada UMKM, penyerapan hasil koleksi pangan,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi