KedaiPena.Com- Anggota Komisi VI DPR Firnando Hadityu Ganinduto menyoroti pesatnya perkembangan industri 5.0 alias industrialisasi yang melibatkan teknologi robot bertenaga Artificial Intelligence (AI) untuk meningkatkan proses dalam bekerja.
Oleh karena itu, dalam waktu 5 tahun hingga 10 tahun ke depan, Indonesia harus memiliki SDM yang menguasai teknologi AI tersebut.
“Nah, jangan sampai teknologi robot-robot AI dari luar negeri yang akan menggantikan SDM Idonesia, masuk begitu saja ke Indonesia, sehingga hanya penonton di negeri sendiri, ini tentu bahaya,” kata dia, Selasa,(5/11/2024).
Lebih jauh Politisi Muda Partai Golkar ini mendorong agar Kementerian BUMN mengambil peran penting dalam menghadapi industri 5.0 tersebut. Artinya, para pelaku bisnis dan industri lokal harus menjadi pemain utama di dalam negeri.
“Berdasarkan Katadata, bahwa potensi infrastruktur untuk pembuatan AI di Indonesia itu bisa mencapai US$336 Milar, ini potensi yang sangat besar yang bisa digarap lewat BUMN,”ujarnya.
Legislator dari Dapil Jateng I itu menambahkan bahwa anak-anak muda harus menjadi pelaku sekaligus pemain dalam industri 5.0.
“Saya hanya khawatir pemain-pemain luar ini hanya menjadikan Indonesia menjadi pasar bagi pemain asing,” terangnya lagi.
Tak hanya menyinggung soal kesiapan SDM, Firnando, mengingatkan bahwa semua sepakat bahwa era Indonesia emas 2045 sudah di depan mata, sehingga perlu dihadapi dengan bijak, apalagi waktunya sudah dekat.
“Ditambah lagi, kita menghadapi bonus demografi, dimana usia SDM yang produktif jauh lebih besar ketimbang yang non prdudktif. Bahkan Presdiden Prabowo sudah menargetkan pertumbahn ekonomi sebesar 8 persen,” paparnya lagi.
Disisi lain, Firnando mengapresiasi bahwa penunjukan Erick Tohir sebagai Menteri BUMN pada 2 era presiden karena sang menteri dianggap berhasil dan mampu memimpin BUMN dalam 5 tahun terakhir.
“Tadi Pak Menteri sudah memaparkan terkait ekonomi kerakyatan, pembangunan infrastruktu di berbagai daerah, lalu kebijakan hilirissi yang sukses, begitupun dengan setoran dividen BUMN yang mencapai Rp90 Triliun, itu semua merupakan prestasi yang perlu kita hargai,” tuturnya.
Ditempat yang sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meyakini target dividen BUMN pada 2024 sebesar Rp 90 triliun akan tercapai. Untuk ini, pihaknya tengah menyiapkan roadmap dalam upaya meningkatkan kortibusi dividen BUMN.
“Kita sedang menyusun roadmap ke depan, pada 2026, 2027, 2028, 2029, bisa enggak target dividen BUMN ini tembus Rp 100 triliun,” kata Erick Thohir dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Senin (4/11/2024).
Lebih lanjut Erick menambahkan bahwa selama periode 2022 hingga sekarang, BUMN konsisten memberikan kontribusi fiskal, baik melalui dividen, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) lain, hingga kontribusi pajak korporasi. Ke depan, kontribusi fiskal dari kegiatan usaha BUMN akan terus berlanjut.
Untuk target 2024 sebesar Rp 90 triliun, Erick mengungkapkan saat ini capaiannya sudah sekitar 96%. Pada 2025, dividen BUMN juga masih diproyeksikan sebesar Rp 90 triliun. “Angka kita sudah 95%-96%, insyaallah target Rp 90 triliun bisa tercapai,” imbuh Erick lagi.
Laporan: Muhammad Rafik