KedaiPena.com – Terinspirasi dari peternak ayam yang masih beroperasi secara tradisional, tim Altissimo dari SMK Negeri 1 Cimahi, Jawa Barat, merancang solusi kandang canggih berteknologi Internet of Things (IoT).
Akhirnya, Tim Altissimo yang terdiri dari Mega Arzula Akbar (Software developer), Fajar Nugraha (IoT Engineer), Niswa Fadila (Data Analyst), dan Sekar Sari Ramadhanti (UI Designer), berhasil menjadi pemenang kedua dalam ajang Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 3 2021/2022 dengan project mereka yang disebut Farm Operating System (FARMOPS).
Salah satu anggota Tim Altissiomo Naswa Fadila mengakui besarnya peranan SIC, para mentor, dan berbagai materi yang mereka dapatkan saat mengikuti pelatihan Samsung Innovation Campus Batch 3 2021/2021 selama kurang lebih 9 bulan, sehingga berhasil merancang project yang bermanfaat bagi peternak
“Dari data dan wawancara yang kami lakukan dengan peternak, kami mendapati bahwa permasalahan yang sering mereka hadapi adalah keterlambatan memberikan pakan dan minum secara manual, tingkat mortalitas ternak ayam yang tinggi, suhu kandang yang tidak selalu stabil atau normal, mobilitas peternak ayam yang terhambat, dan tidak adanya sumber listrik cadangan pada kandang ayam. Oleh sebab itu, tujuan FARMOPS ini adalah untuk memaksimalkan mobilitas para peternak tanpa melalaikan pekerjaan utama mereka,” kata Naswa dalam keterangannya, Jumat (23/12/2022).
Ia menyampaikan proses kreasi mereka tentunya bukan tanpa tantangan. Tak hanya sekali, lanjutnya, tapi tantangan terus bermunculan.
“Dalam penyusunan project ini, terjadi beberapa kendala, pertama coding error, dan yang kedua nilai sensor yang tidak terdeteksi. Namun hal-hal tersebut sudah bisa kami atasi, melalui SIC bootcamp yang kami ikuti di mana kami seringkali bertanya ketika kelas berlangsung, dari materi yang kami dapatkan, serta mentoring dari pementor yang hebat. Setiap ada kendala kami konsultasi ke mentor,” ucapnya.
Ia menyatakan Program SIC yang diberikan telah menunjang materi pembelajaran yang mereka dapatkan di sekolah. Dengan SIC, mereka bisa turun langsung ke lapangan untuk menggali materi yang didapat di kelas, terutama seputar IoT. Melalui SIC, mereka juga belajar bahwa dengan eksekusi yang baik maka ide-ide kreatif yang muncul dapat direalisasikan.
“Kami harap FARMOPS dapat diimplementasikan dengan dukungan dari berbagai pihak, seperti Dinas Peternakan untuk menyebarluaskan penggunaan FARMOPS, lembaga pendidikan untuk menjadikan FARMOPS sebagai bahan ajar inovasi teknologi dalam bidang IoT di sekolah,” ucapnya lagi.
Tim Altissimo menyatakan mereka berencana untuk mengembangkan FARMOPS agar bisa digunakan tidak hanya pada peternakan ayam, mampu mendeteksi tingkat amonia di kandang, dapat memberikan campuran vitamin dan obat pada air secara otomatis, mengetahui kondisi kesehatan ayam sebelum dipasarkan, mengembangkan website menjadi aplikasi mobile, menambahkan fitur blog untuk mengedukasi para peternak, serta menambahkan fitur “Buy and sell” yang terhubung dengan platform belanja online.
“Dengan SIC ini kami mendapat ilmu, pengalaman, dan berkenalan dengan banyak orang baru yang keren di luar sana. Semoga SIC bisa terus menginspirasi siswa-siswi Indonesia dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan bisa menunjang ilmu untuk karier siswa-siswi ini ke depannya, kami ingin SIC ini bisa diikuti oleh seluruh siswa, mungkin nanti bisa SMP dan bisa diadakan secara offline,” tutur Tim Altissimo, kompak.
Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia, Ennita Pramono mengatakan pihaknya berkomitmen untuk memperluas jangkauan program ini ke lebih banyak penerima manfaat dari guru, siswa, dan sekolah menengah kejuruan maupun Madrasah Aliyah.
“Kami ingin lebih banyak guru, siswa, dan sekolah memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan peningkatan skill dan kapasitas mereka. Sejak awal materi-materi SIC dirancang agar sejalan dan bisa diadaptasikan dengan konsep link and match antara lembaga pendidikan vokasi dan industri, sehingga mampu menghasilkan talenta-talenta muda yang memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri maupun jadi bekal mereka berwirausaha,” pungkasnya.
Diinformasikan, bahwa sejak 2019, Samsung Innovation Campus telah mengadakan pelatihan keterampilan coding, programming, dan IoT, bagi para guru dan siswa SMK serta MA di Indonesia. SIC bekerjasama dengan Skilvul, sebuah platform pendidikan teknologi yang menyediakan konten pelajaran digital skill, dengan menyediakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan digital sesuai dengan kebutuhan industri yang terus berkembang.
Sejak digagas pertama kali, program SIC semakin berkembang dengan target penerima manfaat yang terus bertambah setiap batch-nya. Mulai dari hanya 4 sekolah (2 SMA, 2 SMK) pada batch 1, naik menjadi 13 SMK pada batch 2 dan akhirnya menjadi 70 sekolah (MA & SMK) pada batch 3. Khusus pada batch 3, program ini diikuti oleh total 3.076 siswa mendaftar program, di mana 1.000 siswa lolos seleksi logic test yang terdiri dari 360 siswa MAN dan 460 siswa SMK yang terbagi ke dalam 250 tim, di mana masing-masing tim terdiri dari 4 siswa.
Laporan: Ranny Supusepa