KedaiPena.Com – Desa Bojongmanik Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, terendam banjir, akibat diguyur hujan semalaman, pada, Minggu (6/12/2020). Satu desa tersebut meliputi tujuh kampung, diantaranya kampung Cikupaeun, Jabing, Sake, Lapangan, Tarikolot, Numpi dan Gayong.
Jumlah penduduk Desa Bojongmanik yang terdampak kurang lebih sebanyak 340 Kartu Keluarga (KK), dengan kedalam banjir bervariatif mulai 70 centimeter sampai dengan 2,5 meter.
Menurutnya, salah satu warga Kampung Cikupaeun, Fikri, mengatakan akibat curah hujan yang terus mengguyur beberapa rumah terendam banjir.
“Ada yang sudah ngungsi di Kampung sebelah yang lebih tinggi. Iya banjir sudah sampai rumah,” ucap Fikri melalui sambungan telepon, Senin (7/12/2020).
Dirinya mengungkapkan, selain ratusan rumah terendam banjir, pesawahan milik wargapun ikut terendam dan terancam gagal panen.
“Beberapa hektare padi petani di kampungnya terancam gagal panen, mudah-mudahan segera surut, supaya padi tidak gagal panen,” tambahnya.
Sementara itu, salah satu warga Cikupaeun yang lain, Adi mengatakan saat ini belum terdapat tempat pengungsian dari pihak pemerintah, akan tetapi untuk sementara masyarakat mengungsi di salah satu pondok pesantren dan rumah sanak saudara.
“Belum ada tempat pengungsian, akan tetapi saat ini masyarakat Cikupaeun ada yang mengungsi di pondok pesantren, ada yang yang di rumah sanak saudaranya yang ada di dataran yang lebih tinggi,” ujar Adi.
Dirinya berharap, agar pemerintah daerah untuk dapat segera merespon bencana banjir ini dan segera mencarikan solusi, agar kedepannya kejadian seperti ini tidak terjadi kembali.
“Harapannya agar pemerintah dapat ikut memperhatikan dan mencari solusi dari kondisi saat ini, sehingga masyarakat merasa aman dan tidak khawatir dengan hal-hal yang tidak diinginkan,” tandasnya
Diketahuinya, selain tempat tinggal masayarakat dan lahan persawahan, sejumlah sekolah juga ikut terendam mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Luar Biasa (SLB) dan Taman Kanak – Kanak (TK).
Laporan: Muhammad Lutfi