KedaiPena.Com – Terbunuhnya tiga terduga teroris di Tangerang Selatan dan tertangkapnya terduga teroris di Payakumbuh, Sumatera Barat serta di Deli Serdang, Sumatera Utara oleh pihak Kepolisian patut diapresiasi.
Wakil Ketua Komisi DPR-RI, Tb Hasanuddin mengatakan, penemuan 14 bom usai baku tembak antara terduga teroris dengan kepolisian di Tangerang Selatan setidaknya sudah menyelamatkan nyawa masyarakat dari aksi teror yang sudah direncanakan pelaku teror.
“Saya apresiasi kepada aparat intelejen dan kepolisian yang berhasil menggagalkan rencana aksi teror yang akan dilakukan para pelaku teror di Tangerang Selatan, Payakumbuah, dan Deli Serdang. Dengan demikian teror bom yang bisa mengancam nyawa masyarakat tidak terjadi,” ujar Hasanuddin di Jakarta, Jumat (23/12).
Namun, Hasanuddin mengingatkan, aparat intelijen harus tetap kerja secara ekstra untuk membongkar secara tuntas jaringan-jaringan yang terkait dengan pelaku. Terlebih lagi, ungkap Hasanuddin, pelaku teror memiliki hubungan yang sangat kuat dengan jaringan teroris internasional.
“Kegiatan teroris harus diwaspadai, karena jaringan yang bergerak adalah jaringan internasional. Indikatornya, kejadian di Tangerang Selatan, Payakumbuah, dan Deli Serdang itu bersamaan dengan aksi teror bom di Yaman dan Turki,” ungkap Hasanuddin.
Dengan demikian, sambung Hasanuddin, terduga teroris yang tertangkap di Tangerang Selatan, Payakumbuah, dan Deli Serdang sudah dipastikan sel dari Bahrun Naim.
“Sel Bahrun Naim masih berkembang terus,” tutur Hasanuddin.
Terlebih lagi, lanjut Hasanuddin, setelah ISIS dihantam di Suriah, maka dampaknya jaringannya akan bergerak secara sporadis ke beberapa negara. Untuk di Asia Tenggara, kata Hasanuddin, jaringan ISIS cukup kuat di Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
“Setelah ISIS dihantam di Suriah, mereka bergerak sporadis ke Filipina, Indonesia dan Malaysia,” ujar Hasanuddin.
Untuk mengantisipasi aksi teror, Hasanuddin menyarankan agar pengawasan tidak hanya dilakukan oleh aparat intelijen dan Kepolisian saja. Masyarakat, tegas Hasanuddin, harus turut berpartisipasi.
“Target mereka hampir sama yaitu aparat atau gereja, sehingga harus diwaspadai saat Natal dan Tahun Baru. Namun itu bisa dihindari bila masyarakat turut berpartisipasi memberikan informasi yang mencurigakan. Rumah kontrakan dan kosan harus saling mengenal. Imigrasi juga harus ketat dalam memfilter warga negara asing yang masuk ke Indonesia,” tukas Hasanuddin.
“Yang penting jangan takut, masalah teror ini adalah masalah nasional dan kita hadapi bersama sama untuk melawannya,” pungkas Hasanuddin.
Laporan: Muhammad Hafidh