KedaiPena.Com – Harimau…!!! Lestari…. Seruan tersebut menggema saat dilakukannya perayaan Global Tiger Day 2017 di Lapangan Merdeka, Minggu (30/7). Penetapan perayaan Global Tiger Day di Indonesia, sejatinya jatuh pada tanggal 29 Juli sejak tahun 2010 lalu.
Kegiatan ini sendiri bertujuan untuk melestarikan salah satu habitat kunci ekosistem hutan, yakni Harimau. Hal tersebut dikarenakan habitat asli Harimau endemik Indonesia saat ini sudah terancam punah.
Bahkan dari 3 Harimau endemik asli Indonesia, yakni Harimau Sumatera, Harimau Jawa, dan Harimau Bali, hanya Harimau Sumatera yang tersisa di Indonesia dan habitatnya pun kini masuk kategori tercancah punah. Sehingga pelestariannya harus sangat dijaga demi kelangsungan ekosistem hutan.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, Hotmauli Sianturi berharap, kegiatan-kegiatan seperti ini jangan hanya diperingati setahun sekali, akan tetapi harus lebih sering diadakan guna mengingatkan manusia tentang pentingnya habitat Harimau dalam rantai ekosistem hutan.
“Dengan demikian, makin banyak yang lebih aware dan mengerti bagaimana mengkonservasi Harimau,†sebutnya.
Dalam kurun waktu setahun terkahir, kata Hotmauli, tercatat ada 3 Harimau yang mati. 1 ekor mati dikarenakan terjadi konflik dengan manusia, dan 2 ekor lainnya di duga kuat mati karena di racun manusia (pemburu).
“Untuk pelaku yang meracuni Harimau itu saat ini sedang dilakukan penyelidikan oleh Gakkum. 1 yang di Aek Natas jelas dibunuh dengan alasan masyarakat ketakutan diserang. Kemudian yang 2 ekor mati di daerah Mandailing sana. Harimau itu turun, masih anakan mungkin umur-umur 2-3 tahun, sudah dalam kondisi lemas. Dan kita tidak tau apa penyebabnya, apakah itu alami atau tidak. Tapi saya tetap curiga, kemungkinan besar itu kena racun. 1 ekor sempat kita recue namun kondisinya tidak tertolong lagi, sedangkan yang satu lagi kita temukan kondisinya sudah mati,†jelas Hotmauli.
Oleh karenanya, untuk kedepannya Hotmauli mengimbau setiap masyarakat Sumut, jika ada yang bertemu dengan Harimau jangan lagi diburu, melainkan melaporkan hal itu ke pihak BBKSDA agar Harimau itu bisa di rescue.
“Saya harap jika kedepannya nanti ada yang bertemu dengan Harimau, jangan lagi harimau itu diburu. Tapi bisa menelpon dan melapor ke BKDSA, karena kita juga punya kantor wilayah. Sehingga kita nanti bisa melakukan rescue bersama dengan penggiat konservasi lainnya,†imbau Hotmauli.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Lauser (BBTNGL), Misran mengatakan bahwa pihaknya memprioritaskan penanggulangan perdagangan Harimau, terutama kulitnya. Tidak hanya pemburunya, penadah juga harus dicegah dan dicari sehingga kelestarian Harimau tetap terjaga. Dan sekecil apapun perburuan Harimau, harus dicegah dan pihaknya sudah melaksanakan itu dan tidak mentolerir atas perburuan-perburuan yang ada di Gunung Leuser.
“Menurut saya Leuser ini cukup nyaman bagi harimau, karena lokasinya cukup luas dan habitatnya juga terpelihara. Tapi yang lebih penting, bagaimana mencegah perburuan-perburuan itu. Dan terjadinya konflik antara manusia dengan harimau disebabkan perburuan dan penjeratan. Sebab beberapa waktu lalu kita juga sudah berhasil mengamankan para pelaku dan telah diproses hingga ke pengadilan,†ungkapnya.
Untuk melestarikan kawasan tersebut, terang Misran, pihaknya harus banyak bekerja sama dengan berbagai pihak yang punya kepedulian terhadap harimau. Karena menurut Misran, Harimau merupakan bagian dari kita dan perlu dilestarikan, terutama yang perlu kita ke depankan adalah habitat harimau itu sendiri.
“Untuk kita harus mempertahankan dan melindungi Harimau ini, sehingga ia dapat nyaman tinggal di kawasannya. Berdasarkan pantauan kamera trap (kamera sembunyi) yang kita pasang, ada sekitar 100 ekor harimau yang ada di Leuser, dan ke-100 nya itu bisa kita identifikasi semua,†jelasnya.
Perayaan Globay Tiger Day 2017 dengan tema ‘Time 4 Tiger’ juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan lainnya, seperti face painting, lomba mewarnai dan menggambar tingkat SD, kontes foto booth, dan sebagainya.
Selain BKSDA dan BBTNGL, sejumlah elemen terlibat dalam peringatan tersebut. diantaranya, FHK, Tigerheart, Bioplas, Sumatran Tiger dan Wildlife Conservation Society.
Laporan: Iam