KedaiPena.Com – Legislator PDIP Junimart Girsang meminta, agar Deputi Bappilu Partai Demokrat (PD) Kamhar Lakumani dapat bersikap santun dan cerdas dalam memberikan komentar atau kritik.
Hal itu disampaikan Junimart menepis pernyataan elite Kamhar Lakumani yang menyinggung Ketua DPR RI Puan Maharani lantaran pernah mematikan mikrofon saat ada interupsi dari Anggota dalam rapat paripurna beberapa waktu lalu.
“Kalau ada oknum dari partai lain menimpali cara Mbak Puan, saya kira perlu dipertanyakan ada apa dibalik cemohan itu. Artinya berkomentarlah secara cerdas dan santun,” kata Junimart kepada wartawan, Selasa, (25/1/2022).
“Toh Ibu Mega kan sudah mengatakan ketika Pak SBY berpidato tidak bisa berinterupsi, ya dilakukan itu, kita taat asas, taat norma, taat perintah kita ini,” lanjutnya.
Junimart mengaku geram, lantaran kembali muncul isu saat rapat paripurna tentang pengesehan RUU Ibu Kota Negara (IKN) beberapa waktu lalu, Puan Maharani mematikan mikrofon interupsi anggota.
“Tentang isu Ibu Puan mematikan mikrofon ketika ada interupsi pada rapat paripurna Selasa yang lalu adalah tidak benar,” jelas Junimart.
Junimart menyebut, jika fakta sesungguhnya, saat itu Puan Maharani meminta, persetujuan tentang RUU IKN kepada para anggota yang hadir dalam paripurna tersebut.
“Dan aklamasi menyatakan setuju lalu mengetuk palu,” beber Junimart.
Namun demikian, tegas Junimart, ketika palu suda diketuk, salah satu anggota menyatakan interupsi yang tidak menyangkut mata acara pada rapat paripurna tersebut.
“Mbak Puan kembali meminta persetujuan anggota tentang UU IKN tetap aklamasi menyatakan setuju dan kmbali mengetuk palu tanda pengesahan,” jelas Junimart.
Setelah itu, lanjut Junimart, anak dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tersebut mempersilahkan dan memberikan waktu kepada beberapa anggota yang ingin menyampaikan aspirasinya.
“Ini fakta yang sesungguhnya, tidak etis apabila fakta ini diputarbalikkan. Saya hadir langsung ketika rapat paripurna,” ungkap Junimart.
Oleh sebab itu, Wakil Ketua Komisi II DPR ini menyesali, masih adanya orang berpandangan negatif terkait Puan Maharani. Selain soal intrupsi, ada juga isu negatif seperti saat Puan menanam padi.
“Pokoknya Mba Puan itu sebagai Ketua DPR perempuan pertama kita harus apreciate, kedua saya hanya menyesali sebagian orang-orang ketika Mba Puan turun ke daerah, menanam padi, atau dekat dengan rakyat selalu ada saja orang yang mencemooh, ambil lah sisi positifnya, beliau sebagai ketua DPR, sebagai ketua DPR ya wajib dong, apalagi panggilan nurani,” beber Junimart.
Sebelumnya, Deputi Bapilu Demokrat, Kamhar Lakumani awalnya memuji sikap Megawati Soekarnoputri yang mengancam pecat kader interupsi di sidang tahunan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dia menilai sikap Megawati menjunjung etika politik kenegaraan. Sebab menurutnya akan norak jika acara kenegaraan diwarnai interupsi.
“Ibu Megawati yang menjunjung tinggi konstitusi dan mengancam memecat kadernya yang kala itu berencana akan melakukan interupsi pada pidato penyampaian nota keuangan Presiden SBY tentunya kami apresiasi,” kata Kamhar kepada Wartawan, Senin (24/1/2022).
Kamhar lantas membandingkan dengan sidang paripurna yang bisa menyampaikan pendapat anggota. Tapi dia malah menyinggung Puan yang pernah mematikan mikrofon.
“Menjadi tempat yang tepat sebelum UU disahkan jika ada pandangan yang berbeda. Namun yang dipertontonkan pimpinan dewan, khususnya saat Ibu Puan memimpin rapat sidang paripurna, bukan hanya pernah mematikan mikrofon anggota DPR saat sedang berbicara, juga mengabaikan, bahkan langsung mengetuk palu sidang saat anggota DPR menyampaikan interupsi yang menjadi haknya, sebagaimana diatur di UU MD3 dan Tatib DPR,” ujarnya.
Laporan: Muhammad Lutfi