KedaiPena.com – Menjawab pertanyaan publik terkait jumlah sekolah Adiwiyata di Indonesia, Kepala Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PGLHK), Luckmi Purwandari menjelaskan bahwa angka 720 yang beredar di publik, bukan lah angka jumlah sekolah adiwiyata di Indonesia.
“Saya koreksi ya. 720 itu adalah sekolah yang mendapat penghargaan Adiwiyata Mandiri dan Nasional tahun 2024 yang penghargaannya diberikan oleh Menteri LHK. Kalau total sekolah Adiwiyata itu 28.270. Jumlah itu lah yang 10 persen dari total seluruh sekolah di Indonesia,” kata Luckmi, saat dihubungi, ditulis Jumat (20/12/2024).
Ia menjelaskan Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang berhasil menerapkan gerakan PBLHS. Kriteria sekolah adiwiyata diatur dalam PermenLHK P53 tahun 2019 tentang penghargaan adiwiyata. Berdasarkan Peraturan Kepala BP2SDM Nomor P.18/2024 tentang Tata Cara Penilaian Calon Sekolah Adiwiyata, bahwa penilaian Gerakan PBLHS dilakukan secara berjenjang (leveling).
Adapun jenjang penilaian Gerakan PBLHS terdiri dari 6 jenjang (level) dan setiap jenjang memiliki indikator yang berbeda. Level 1 untuk sekolah yang memiliki keinginan menjadi Sekolah Adiwiyata dan mengisi data dalam Aplikasi SIDIA, sedangkan Level 2 diberikan kepada Sekolah yang telah memiliki SK Tim Adiwiyata yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah.
Untuk Level 3, merujuk pada sekolah yang telah memperoleh penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Kabupaten/kota. Dan untuk Level 4, merujuk pada sekolah yang telah memperoleh penghargaan Sekolah Adiwiyata Provinsi.
Level 5 adalah untuk sekolah yang telah menerima penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional dan Level 6 untuk sekolah yang telah menerima penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri.
“Program Adiwiyata ini dimulai pada tahun 2006, dengan 10 sekolah model Adiwiyata di Pulau Jawa dan Pulau Bali. Dan pada tahun 2024 ini, 18 tahun kemudian, sudah terdapat 28.270 sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten/kota, propinsi, Nasional dan Mandiri. Jumlah ini lah yang disebut sebagai sekitar 10 persen dari jumlah total sekolah di Indonesia,” pungkas Luckmi.
Laporan: Ranny Supusepa