KedaiPena.com – Menanggapi banyaknya pernyataan yang mondar-mandir tentang Presiden Prabowo Subianto yang hanya ‘mengekor’ pada program Presiden ke-7 Joko Widodo, Direktur Eksekutif Politic and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menilai hal itu tidak tepat.
Ia menyatakan banyak perbedaaan antara apa yang dijalankan oleh Presiden Prabowo saat ini, jika dibandingkan dengan masa pemerintahan Jokowi, yang menyentuh 10 tahun.
“Saya kira ada banyak beda antara program Jokowi dan Prabowo. Memang santer beredar pemerintahan saat ini adalah kelanjutan dari Presiden ke-7 Joko Widodo. Tapi, realita di lapangan program Prabowo yang dilakukan bukan warisan Jokowi,” kata Jerry pada awak media, Senin (3/2/2025).
Ia menyatakan bahwa Presiden Prabowo hanya melanjutkan sekitar 5 hingga 10 persen. Dan yang paling jelas terlihat perbedaannya adalah, program Presiden Prabowo terlihat sangat menyentuh rakyat kecil.
“Berbeda dengan 10 tahun, 1 dekade Jokowi berkuasa, yang mana banyak terjadi perampokan dan penggusuran tanah milik masyarakat kecil dan itu mulai dirubah oleh Prabowo,” ujarnya.
Jerry pun menyebutkan, bahwa masa pemerintahan Jokowi diwarnai oleh pengaruh kelompok naga atau oligarki.
“Tapi di era Prabowo taring naga mulai redup. Itu terbukti dengan perintah Prabowo membongkar pagar laut di Tangerang yang didalamnya terdapat perusahaan milik Aguan salah satu kolega Jokowi,” ujarnya lagi.
Ia pun menyebutkan ada 37 proyek dan semuanya harus dibatalkan lantaran berpotensi merusak lingkungan dan alam nusantara, proyek ini juga tak ada keuntungan bagi rakyat tapi hanya keuntungan untuk kaum feodal dan oligarki semata. Program kelanjutan IKN pun belum tentu akan dilanjutkan, apalagi dengan terbatasnya anggaran Kemeterian PU dan penundaan ASN pindah ke IKN .
“Prabowo menurut saya dia seorang negarawan sejati mirip mendiang Presiden Soeharto dalam urusan pengelolaan negara, keuangan negara dan juga public policy yang lebih mengutamakan kepentingam rakyat,” kata Jerry lebih lanjut.
Kalau era Soeharto dikenal dengan program Posyandu, Transmigrasi, Kamtibmas, Tabanas sampai Sekolah Dasar Inpres yang dibangun sebanyak 150 ribu serta mempekerjakan 1 juta guru.
Sementara Presiden Prabowo mengisi pemerintahannya dengan program makan bergizi gratis dengan tambahan Rp71 triliun untuk APBN 2025 dan bakal ditambah menjadi Rp171 triliun.
Bukan hanya itu, namun pemeriksaan kesehatan gratis dengan total anggaran Rp4,7 triliun. Selain itu, Prabowo mengadopsi penghentian program impor yang sukses ala Sieharto yakni jagung, beras, garam dan gula. Seperti diketahui impor pangan di era Jokowi sangat ugal-ugalan.
Tak hanya itu, program lain akan mengikuti diantaranya, sekolah rakyat gratis, pembangunan 3 juta perumahan, pemotongan 50 persen pulsa listrik. Kalau program pemutihan hutang 1 juta nelayan, petani dan UMKM sudah dilakukan. Hutang yang dihapus Petani-Nelayan, Rp500 juta untuk badan, Rp300 Juta untuk perseorangan.
“Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo, saya kira akan menyamai prestasi Republik Irlandia yang surplus Rp125 triliun dan Argentina yang dipimpin Presiden Javier Milei surplua Rp26,7 triliun,” ungkapnya.
Salah satu langkah yang dipuji oleh Jerry adalah pemangkasan 90 persen anggaran belanja ATK yang mencapai Rp44 triliun. Bahkan anggaran pemerintah dipangkas Rp300 triliun.
“Dibandingkan dengan Jokowi hanya memikirkan kesejahteraan keluarga dan oligarki Sedangkan Prabowo life style-nya tak lain memikirkan masa depan bangsa. Terbukti, Prabowo harus berjuang mencari investor di luar negeri dalam sejumlah kunjunganya disejumlah negara tahun 2024 dengan membawa pulang investasi Rp294 triliun,” ungkapnya lagi.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo ini merupakan antitesa dari pemerintahan sebelumnya.
‘Bukan kelanjutan program Jokowi seperti yang didengung-dengungkan saat kampanye 2024 lalu. Saya menilai era Jokowi hanya pencitraan, dramatisasi, penipuah, perampasan tanah rakyat, menjual bumi persada-laut, pasir laut sampai sumber daya alam, membiayai kelompok buzzer Rp90,45 miliar, ngutang sampai Rp8.461 triliun, defisit anggaran hingga Rp800 triliun. Era Jokowi adalah era kelam dan penuh utang-piutang yang mencapai Rp8.461 triliun, atau terjadi keelonjakan Rp5.853 triliun,” kata Jerry lagi.
Ia pun menyampaikan bahwa program makan bergizi gratis ini juga pernah dilakukan oleh Presiden ke-2 RI Soeharto, tepatnya pada tahun 1974, dengan melibatkan 10 Kementerian. Kala itu, Presiden Soeharto menerbitkan Inpres perbaikan menu makanan rakyat dengan tujuan meningkatkan mutu gisi makanan rakyat. Sebab menurut Presiden Soeharto rendahnya mutu gizi mendatangkan bencana bagi suatu bangsa.
“Semoga saja Prabowo tetap konsisten membangun Indonesia jauh lebih baik dan program untuk masyarakat kecil tetap berjalan,” pungkas Jerry.
Laporan: Ranny Supusepa