KedaiPena.Com – Menurunnya industri di bisnis selurel membuat PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) TBK mempersiapkan alternatif. Salah satunya adalah dengan mulai mentranformasi bisnis perusahaan dari connectivity menuju digital.
Hal tersebut disampaikan oleh Komisaris Independen PT Telkom Indonesia Marsudi Wahyu Kisworo saat berbincang dengan KedaiPena.Com terkait proyeksi perusahaan plat merah tersebut di tahun 2020.
‘Kenapa karena bisnis selurel turun dan telepon rumah juga turun. Jadi harus ada inisiatif yang lain makanya harus membuat digital platform dan digital service,” ujar Marsudi ditulis Kamis, (12/12/2019).
Marsudi melanjutkan saat ini Telkom Indonesia sendiri telah terlibat dengan sejumlah program berbasis digital pemerintah seperti Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), Satu Data, dan Online Single Submission ( OSS) .
“Untuk itu Telkom sudah punya platformnya ” tegas Marsudi.
Marsudi menjelaskan khusus di 2020 ini program digital Telkom Indonesia juga akan mulai merambah ketiga sektor yakni pendidikan, kesehatan, dan smart city.
“Kita punya layanan (platform) pendidikan online yang bisa digunakan online dan masyarakat dapat merasakan manfaat secara langsung. Lalu soal kesehatan misalnya ada rumah sakit di daerah biasa mereka kekurangan dokter
Nanti dengan digital health bisa membantu yang ada di daerah,” papar Marsudi.
Ia mengungkapkan program-program digital Telkom ini turut akan membuat laba Telkom naik sekitar 17 persen di tahun 2020.
“Laba diprediksi naik karena proyeksi bisnis bagus makanya diperkirakan laba Telkom akan naik,” jelas Marsudi.
Tantangan Tranformasi Digital Telkom
Marsudi mengakui bahwa ada tantangan dalam mentransformasi Telkom dari perusahaan connectivity ke digital. Tantangan itu ialah soal talent atau sumber daya manusia (SDM) Telkom sendiri.
“Ketersediaan talent kita masih kurang untuk talent yang menguasai bidang itu. Jadi talent kita ini tidak cukup banyak karena asalnya kan dari orang telekomunikasi. Nah sementara ketika kita harus masuk digital, itu beda talent,” papar Marsudi.
Marsudi menjelaskan jika dulu perusahaan telekomunikasi hanya bicara soal kabel, jaringan hingga koneksi. Namun, hal itu berbeda ketika sudah berubah menjadi perusahaan digital.
“Kalau digital kita bicara soal software aplikasi dan program. Talent di situ kita masih kurang,” ungkap Marsudi.
Meski demikian, Marsudi menjelaskan, bahwa saat ini Universitas Telkom yang berada di Bandung, Surabaya hingga Purwokerto tengah mempersiapkan hal tersebut.
“Dulu mereka kan fokus kepada telekomunikasi nah sekarang mereka harus membuka program studi baru baru terkait dunia masa depan. Misalnya data sains atau data analitic,” tegas Marsudi.
Marsudi menambahkan bahwa program pengembangan talent tersebut telah masuk dalam corporate strategic plan Telkom untuk lima tahun kedepan.
Laporan: Muhammad Lutfi