KedaiPena.Com – Sangat disesalkan munculnya fitnah yang menyebut keluarga Hashim Djojohadikusumo terlibat korupsi benih lobster. Kasus ini sebelumnya membuat eks Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Saya prihatin saya merasa dihina, difitnah. Anak saya merasakan. Apakah ini kebetulan atau tidak, namun kasus ini bersamaan dengan anak saya (Rahayu Saraswati) maju Pilkada Tangsel. Pas seminggu sebelum pilkada, ada berita penangkapan dan dikaitkan dengan Sarah,” kata Hashim saat jumpa pers di Pantai Indah Kapuk, Jumat (4/12/2020).
Hashim kemudian menyebut, keluarganya sudah 34 tahun berbisnis di bidang kelautan. Saat awal, PT Bima Sakti Mutiara, perusahaan yang Hashim dirikan memulai dengan budidaya mutiara.
“5 tahun lalu, saat bisnis mutiara mandek, kami merugi terus, kami yang memiliki 214 karyawan di NTB, lalu memiliki ide melakukan diversifikasi bisnis. Yakni tripang, lobster, kepiting dan budidaya laut lain,” jelas adik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ini.
Khusus untuk lobster, karena menteri KKP saat itu Susi Pudjiastuti, melarang budidaya dan ekspor lobster, maka Hashim tidak melakukan aktivitas.
“Budidaya saja dilarang apalagi ekspor. Kita tidak budidaya dan ekspor,” tegas Hashim.
Dengan menteri baru, apalagi sama-sama kader Gerindra, Hashim lalu menyarankan ke Edhi Prabowo, jika memang membuka keran ekspor, maka tidak boleh ada monopoli.
“Saya usul, izin sebanyak-banyaknya. Kalau bisa sampai 100 izin. Karena saya, Pak Prabowo dan Gerindra tidak suka monopoli,” lanjut dia.
Kemudian, pada bulan Mei 2020, perusahaan Hashim mengajukan izin budidaya lobster. Sebulan kemudian izin budidaya lobster dibuka.
“Tapi tentu dengan syarat. Dan sampai saat ini kita belum ekspor lobster. Teman-teman dan keluarga pikir kami sudah ekspor lobster. Dan kami minta kepada media untuk meluruskan, anak saya kampanye 5 bulan, sibuk pilkada belum ada waktu buat urus,” Hashim menuturkan.
“Saya tegaskan, kami merasa dizalimi. Saya merasa ada motivasi politik tertentu untuk menjatuhkan keluarga kami. Sudah lama kami bisnis, kami tidak curang, korupsi, melanggar peraturan yang berlaku,” papar ayah Rahayu Saraswati ini.
“Kami budidaya karena kami ingin superpower di maritim. Kami tidak ingin negara lain seperti Vietnam, yang menjadi kompetitor, melewati kita,” tandas dia.
Laporan: Dimas Ganang Pamungkas