KedaiPena.Com – Pemerintah kota Tangerang Selatan (Tangsel) kurang memperhatikan tempat dan situs bersejarah di daerahnya. Salah satu yang terbengkalai ialah rumah Belanda 1891 di Cilenggang Tangsel.
Letak rumah Belanda 1891 tidak jauh dari BSD City, yang merupakan kota moderen Tangsel. Letak rumah Belanda 1891 tak jauh dari Mall The Breeze BSD City.
Ketua RT12/RW4, Kecamatan Cilenggang, Tangsel, Sulaiman saat bertemu dengan KedaiPena, bercerita soal peliknya kondisi rumah Belanda 1891 Cilenggang. Ia mengatakan, jika rumah tersebut sudah berumur 1800 tahun.
“Kondisi bangunan Rumah Belanda tua ini sendiri terhitung 7 skala liter, secara kondisi bangunan tersebut tidak bercecelan dan tidak boncel,” ujarnya, Minggu, (7/11/2021).
Sebagai RT, Sulaiman, telah berupaya mengusulkan atau mengajukan ke Musrembang atau langsung kepada Wali Kota sebelumnya yaitu Airin Rahmi Diany.
“Saat itu Ibu Airin Rahmi Diany kemudian dilanjutkan kepada kepemimpinan Wali Kota Benyamin Davnie. Semua sudah disampaikan oleh kami, bahkan dari hasil kita, koordinasi seluruh Kepala Dinas menyambangi tempat ini,” ungkapnya.
Baik dari Pemerintah Kota Tangsel, Pemerintah Pusat hingga Banten pun, kata Sulaiman, pernah berkunjung kesini. Akan tetapi sayangnya, sampai saat ini belum ada realisasi pemerhatian dan perawatan.
“Kondisi bangunan masih seperti ini, bahkan untuk kunjungan kedua ini,” papar dia.
Walaupun tidak selalu ada pengunjung, lanjut dia, setiap harinya ada komunitas yang singgah ke Rumah Belanda ini. Sekedar informasi, pengunjung rumah Belanda tidak diperbolehkan masuk ke dalam lantaran kondisi yang sudah buruk.
“Amanat Direksi PTPN Delapan juga mengenai yang berkunjung kesini bukan tidak diperbolehkan masuk ke dalam gedung. Karena kondisi yang begitu parah rusak sementara tidak diperbolehkan,” ucapnya.
Artinya, lanjut Sulaiman, maksudnya belum diperbolehkan, sebab beresiko. Khawatir karena bangunannya tua, terus nanti yang memberi izin dapat terkena resiko begitu maksudnya.
“Dapat melihat, hanya saja dari luar dan tidak boleh mengambil dokumentasi, apalagi kita jaman sekarang dikit-dikit viral youtube untuk konten-konten,” katanya.
Sulaiman mengakui, berharap agar Rumah Belanda ini bisa terpelihara dan terawat dengan baik. Sehingga bisa menjadi cagar budaya.
“Positifnya untuk karya tulis, tidak usah jauh-jauh cukup disini juga ada. Histori Rumah Belanda ini pun di bangun oleh Belanda, bukan PTPN bukan Bangsa Indonesia. Mungkin tenaganya Bangsa Indonesia, lain halnya Belanda itu membangun perkebunan di Indonesia sejak tahun 1800 sama seluruh Indonesia,” ungkapnya.
“Hindia- Belanda pun, itu masuk ke Indonesia untuk membangun perkebunan sejak tahun 1800, sudah tua. Sebab itu kepada semua piham agar dapat memberi bantuan. Bisa terwujud sebagai cagar budaya untuk menambah icon Kota Tangsel,” tutupnya.
Laporan: Sulistyawan