KedaiPena.com – Pertumbuhan populasi di Indonesia berdampak signifikan pada masalah sampah. Data Sensus Penduduk 2020 menunjukkan jumlah penduduk mencapai 270.203.917 jiwa, dengan generasi milenial dan X menyumbang lebih dari separuh populasi. Peningkatan ini juga berimplikasi pada meningkatnya jumlah limbah sampah, terutama dari rumah tangga.
Menurut Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian LHK (2022), sekitar 12,189.743,79 ton sampah tidak terkelola setiap tahunnya. Sampah rumah tangga, khususnya sampah makanan, plastik, kayu, kertas, dan karton, mendominasi komposisi sampah nasional hingga mencapai 83 persen.
TPN GAMA 071 Dini Ramadhani menyatakan sampah plastik, sebagai kontributor besar masalah lingkungan, perlu mendapat perhatian khusus dalam Tata Kelola Sampah nasional. Solusi jangka pendek melibatkan kebijakan pemerintah seperti pajak sampah plastik, terinspirasi dari praktik Uni Eropa dan Kanada. Masyarakat dapat mendapatkan insentif berupa pengembalian pajak dengan mendaur ulang sampah plastik konvensional melalui bank sampah.
“Konsep Ekonomi Sirkuler menjadi fokus solusi jangka panjang. Ekonomi Sirkuler bertujuan mengurangi limbah, meminimalkan penggunaan sumber daya alam, dan memaksimalkan pemanfaatan barang dalam siklus ekonomi. Penggunaan plastik ramah lingkungan (biodegradable), daur ulang sampah, dan pembangkit listrik tenaga sampah menjadi langkah-langkah inovatif dalam mewujudkan Ekonomi Sirkuler,” kata Dini, Rabu (27/12/2023).
Ia juga menyampaikan solusi jangka panjang dapat melibatkan regulasi yang mendukung penggunaan plastik ramah lingkungan (biodegradable).
“Kampanye yang melibatkan masyarakat dengan sistem tax refund melalui Kartu Kredit Sampah dapat menjadi dorongan besar untuk adopsi perilaku ramah lingkungan,” ucapnya.
Ia juga memaparkan untuk menyongsong Kedaulatan dalam Pengelolaan Sampah Perdesaan, salah satu faktor pentingnya adalah masyarakat.
“Pentingnya melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sampah perdesaan menjadi fokus. Program Hulu-Hilir Ekonomi Sirkuler, pengadaan teknologi ramah lingkungan pengolahan sampah perdesaan dengan biaya terjangkau, dan keterlibatan warga melalui model ekonomi yang memberikan penghasilan dari pengelolaan sampah menjadi bagian dari solusi,” ucapnya lagi.
Terakhir, ia menegaskan dengan sinergi antara kebijakan pemerintah, edukasi masyarakat, dan penerapan teknologi ramah lingkungan, akselerasi perubahan menuju Tata Kelola Sampah yang berkelanjutan dan ekonomi sirkuler untuk kesejahteraan bersama, dapat tercapai.
Laporan: Tim Kedai Pena