KedaiPena.Com ‎- Kongres GMKI ke- XXXV tahun 2016 di Kota Tarutung, Provinsi Sumatera Utara dijadikan sarana merenungkan segala kebaikan dan kekurangan yang secara kolektif dialami oleh organisasi ini. Ajang ini juga dipakai sebagai arena untuk pemilihan ketua umum yang baru serta penentuan tuan rumah pelaksanaan kongres GMKI tahun 2018 mendatang.‎
Dalam kongres GMKI ini, wilayah  lain di Indonesia sedang menjagokan calon ketua umum mereka pada periode 2016-2018. Namun berbeda dengan wilayah 12 Papua-Papua Barat yang memperjuangkan diri untuk menjadi tuan rumah Kongres GMKI tahun 2018 mendatang. Perjuangan GMKI Papua itu pun akan ditentukan oleh peserta kongres se-tanah air tentang Papua menjadi tuan rumah kongres 2018.
‎“Tujuan kami (GMKI Papua) meminta dilakukannya Kongres GMKI 2018 di Papua, dimana persoalan Papua selalu dikaitkan dengan persoalan politik. Kemudian gereja terlihat juga mulai mengarah kepada politik,” Kata ‎Ketua Cabang GMKI Jayapura, Seby Seblon Ibiah, Sabtu (27/8) di Tarutung.   ‎
“Hal inilah yang menjadi ketakutan GMKI Papua terhadap jemaat yang nantinya terabaikan dari visi hadirnya gereja dalam pelayanannya, ketika sudah tercampur politik,†kata dia.‎ ‎
Selain itu lanjut, Seby, persoalan Papua sangat kompleks. Seperti soal sosial, politik, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur Papua yang tertinggal jauh dengan daerah lain Indonesia. Sehingga sebagai sesama anak Tuhan, dan sesama anak bangsa, Ia meminta persoalan Papua diselesaikan dengan duduk bersama sambil berdiskusi.
“Mari kita berdiskusi soal itu dalam forum besar GMKI, Kongres GMKI 2018 di Papua,” tegasnya.‎       ‎
Disingung K‎edaiPena.com mengapa GMKI Papua meminta dukungan dari pihak gereja, Seby menuturkan, GMKI adalah bagian dari gereja. GMKI merupakan anak kandung dari gereja itu sendiri.Â
“Sehingga kami sebagai anak tentulah meminta restu dari sang Bapa ya itu, Sinode GKI tanah Papua,” lanjut dia lagi.‎
(Icahd/Prw)‎