KedaiPena.Com – Relawan Kemanusiaan dari Sahabat Merah Putih Unit Kampung Kasih, Abi merespon keberadaan daftar harga biaya untuk memeriksa wabah virus corona atau covid 19 di Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur yang viral di media sosial.
Abi mengaku janggal dengan kabar adanya biaya untuk pemeriksaan wabah virus Corona di kampus yang berada di Surabaya tersebut.
“Pemeriksaan suatu wabah dikenakan biaya, itu sangat janggal,” kata Abi kepada KedaiPena.Com, Jumat (20/3/2020).
Abi mengungkapkan dalam menangani wabah virus corona, termasuk pemeriksaan, seharusnya pemerintah tidak membebani masyarakat.
“Ini sebuah wabah, seharusnya pemerintah yang menanggulanginya. Jadi tidak ada biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat,” jelas Abi.
Selain itu, Abi juga mengomentari masuknya alat tes virus corona atau rapid test covid 19 dari Cina ke Indonesia. Abi berharap, agar alat tersebut bisa membantu penanggulangan virus covid 19 ini di tanah air.
“Kelebihan dari alat pendeteksi tersebut merupakan kecepatan dalam mendiagnosa seseorang jika terkena gejala awal virus Covid-19 tersebut. Jika tidak menggunakan alat pendeteksi tersebut, biasanya dapat didiagnosa sekitar 3 hari. Akan tetapi menggunakan alat tersebut, hanya dapat di ketahui hanya dalam waktu 15 menit,” tutur Abi.
Ia pun berpesan kepada masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dan jika merasakan gejala seperti demam, batuk dan sesak nafas segera untuk memeriksa.
“Saya juga berpesan jika seorang memiliki gejala yang dicurigai segera periksa ke puskemas terdekat atau rumah sakit yang terdekat, dan ikuti semua apa yang di sarankan oleh dokter,” tandas Abi.
Diketahui, postingan yang menampilkan besaran biaya untuk pemeriksaan covid 19 atau virus corona di Rumah Sakit Universitas Airlangga (Unair) viral di media sosial Twitter.
Unggahan tersebut dibagikan oleh pemilik akun Twitter @do_ra_dong. Hingga kemarin sore, unggahan tersebut telah disukai lebih dari 6.800 kali dan diretwit lebih dari 4.000 kali.
Dilansir dari Kompascom, Direktur Utama Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Nasronudin membantah soal edaran surat tersebut.
Nasronudin mengatakan, besaran biaya yang beredar di media sosial tersebut masih bersifat rancangan atau draf dan tidak berlaku. Ia menegaskan, draf tersebut tidak akan diberlakukan di RS Unair.
“Masyarakat umum yang mempunyai indikasi atau gejala covid 19 berupa panas badan tinggi, batuk-batuk, dan sesak nafas, serta memiliki riwayat atau pernah bertemu dan atau datang dari negara yang terjangkit Covid-19, tidak dikenakan biaya apa pun alias gratis,” kata Nasronudin saat dihubungi.
Ketua DPR RI Puan Mahrani sebelumnya juga pernah mengingatkan kepada pemerintah terkait dengan penggratisan biaya pengobatan terhadap wabah virus Corona ini.
Puan berharap pemerintah juga dapat meningkatkan dukungan yang diperlukan bagi fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan untuk penanganan Corona termasuk menggratiskan biaya pengobatan dan biaya tes specimen, bagi mereka yang terpapar Corona.
“DPR juga meminta alat penapisan dan uji sampel didistribusikan ke daerah-daerah, tidak hanya terpusat di Balitbang Kementerian Kesehatan. Kita menyadari bahwa ke depan perlu segera diperkuat regulasi tentang wabah penyakit khususnya revisi terhadap UU Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular sehingga memberikan landasan hukum yang cukup bagi pemerintah dalam mengambil tindakan pencegahan dan penanganan wabah penyakit secara efektif,” kata Puan dalam keterangan, Senin, (16/3/2020).
Laporan: Muhammad Lutpi